Pandemi Covid-19, Dinkes DKI: Penyakit DBD hingga Campak Belum Ada Peningkatan Signifikan

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan saat ini penyakit menular yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa (KLB) belum mengalami peningkatan.

oleh Ika Defianti diperbarui 29 Jan 2021, 10:18 WIB
Seorang warga melakukan "fogging" atau pengasapan di perumahan Cinere Green Valley, Tangerang Selatan, Minggu (17/1/2021). Pengasapan untuk pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti terlebih sudah memasuki musim hujan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan saat ini penyakit menular yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa (KLB) belum mengalami peningkatan.

Penyakit tersebut di antaranya yakni demam berdarah dengue (DBD), cacar, hingga campak.

"Belum terlihat ada peningkatan yang signifikan," kata Widyastuti saat dihubungi, Jumat (29/1/2021).

Widyastuti mengatakan saat pandemi Covid-19 pihaknya terus melakukan pemantauan terkait penyakit tersebut melalui sistem yang ada. Sebab setiap penyakit yang berkategori KLB harus dilaporkan setiap harinya.

"Kalau ada kasus yang berpotensi menjadikan KLB harus lapor secara sistem dalam kurun waktu 24 jam," ucapnya.

Selain itu, Widyastuti menyatakan adanya kesulitan mengerahkan para kader jumantik di lingkungan masyarakat. Sebab saat ini warga harus dapat meminimalisir kontak fisik untuk menghindari penularan Covid-19.

Karena hal itu, Widyastuti mengimbau agar masyarakat tetap dapat menjaga kesehatan di lingkungan keluarga. Dia juga menyarankan agar masyarakat dapat melakukan tren positif untuk merebaknya jentik nyamuk dalam penularan DBD.

"Ikan cupang itu rakus makan jentik nyamuk. Jadi ayo pelihara ikan cupang. Jadikan ini suatu tren positif, karena bisa membantu tidak ada jentik-jentik nyamuk," jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tambah RS Rujukan Covid-19

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan akan ada penambahan Rumah Sakit (RS) rujukan Covid-19 di Ibu Kota. Kata dia, saat ini RS rujukan ada sebanyak 101 yang tersebar di lima kota administrasi.

"Kita kan kemarin 101, yang lima sedang dalam proses. Karena dalam menambah itu kan konsekuensinya bagaimana tenaganya juga ada tersedia," kata Widyastuti.

Lanjut dia, rencananya penambahan tersebut terdiri dari RS swasta. Selain itu, Widyastuti juga menyatakan pihaknya terus melakukan penambahan kapasitas tempat tidur hingga jumlah tenaga kesehatan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya