Pemerintahan Joe Biden Bekukan Penjualan Jet Tempur F-35 ke UEA dan Amunisi ke Arab Saudi

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden membekukan sementara penjualan jet tempur F-35 ke Uni Emirat Arab.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Jan 2021, 11:21 WIB
Jet tempur siluman F-35 besutan Amerika Serikat (AP/Lockheed Martin)

Liputan6.com, Jakarta- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membekukan sementara penjualan jet tempur F-35 ke Uni Emirat Arab (UEA). Selain UEA, AS juga membekukan penjualan amunisi ke Arab Saudi.

Pemerintahan Biden yang telah berjalan sepekan, telah mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri dukungan untuk serangan yang dipimpin oleh Arab Saudi, yang didukung UEA di Yaman - yang tengah menghadapi bencana kemanusiaan.

Dilansir AFP, Jumat (29/1/2021) Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pemerintahan "untuk sementara menghentikan penjualan sejumlah alat pertahanan sambil menunggu tinjauan kepemimpinan baru."

"Ini adalah tindakan administratif rutin yang khas untuk hampir semua transisi, dan menunjukkan komitmen pemerintah terhadap transparansi dan pemerintahan yang baik," kata juru bicara itu.

Langkah ini juga ditujukan untuk "memastikan penjualan senjata AS memenuhi tujuan strategis kami untuk membangun mitra keamanan yang lebih kuat, dapat dioperasikan, dan lebih baik."

Load More

Saksikan Video Berikut Ini:


Partai Demokrat AS Sebelumnya Suarakan Keraguan

Presiden Joe Biden berbicara selama Pelantikan di US Capitol di Washington, Rabu (20/1/2021). Joe Biden mengalahkan Donald Trump di pemilu AS 2020 dengan perolehan 81 juta suara. (AP Photo/Patrick Semansky, Pool)

Penjualan paket jet tempur F-35 yang terkenal itu mulanya ditawarkan senilai US$ 23 miliar ke Uni Emirat Arab.

Sebelumnya, pemerintahan mantan presiden Donald Trump menyetujui paket penjualan jet tempur tersebut ke negara Arab - setelah Uni Emirat Arab setuju untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.

Potensi penghentian penjualan itu memunculkan pertanyaan tentang apakah UEA akan melanjutkan normalisasi dengan Israel,  di mana hal itu dianggap Trump sebagai pencapaian terbesar kebijakan luar negeri.

Anggota parlemen dari Partai Demokrat Biden sebelumnya telah menyuarakan keraguan atas kesepakatan itu. 

Hal tersebut dikarenakan mereka khawatir itu akan memicu perlombaan senjata, tetapi upaya memblokir penjualan gagal di Senat.

Dalam sidang konfirmasi, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa serangan Arab Saudi terhadap pemberontak Houthi Yaman, yang didukung oleh Iran, telah memicu krisis kemanusiaan yang parah di Yaman.


Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya