Liputan6.com, Jakarta Pelaku industri pariwisata telah mengeluarkan berbagai inisiatif untuk mendorong masyarakat kelas menengah membelanjakan uang. Hal ini dilakukan karena saat ini masyarakat kelas menengah masih menahan diri untuk melakukan aktivitas konsumsi seperti perjalanan wisata.
"Sudah ada program yang dilakukan secara inisiatif oleh pelaku usaha penerbangan dan hotel," kata Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Manajemen Krisis, Hengky Hotma Parlindungan Manurung, dalam talk show virtual BNPB Indonesia bertajuk: Strategi Kebangkitan Pariwisata di Tengah Pandemi, Jakarta, Jumat (29/1).
Advertisement
Salah satunya dilakukan maskapai penerbangan Air Asia yang bekerja sama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Dua sektor bisnis ini bekerja sama menyediakan paket penerbangan dan penginapan untuk satu kali perjalanan.
"Air Asia dengan PHRI itu blend antara harga tiket dan harga hotel," kata dia.
Dalam program ini para hotel berbintang sudah menurunkan harga kamar agar masyarakat tertarik untuk melakukan perjalanan wisata. Bahkan kata Hengky, ada hotel yang biasanya bertarif jutaan memberikan potongan harga.
"Itu hotel-hotel yang baik semua, yang dulu sekian juta, dengan program ini dirangsang dengan harga yang murah," kata dia.
Selain Air Asia, Hengki menyebut, maskapai plat merah seperti Garuda Indonesia juga akan membuat program yang sama. Garuda Indonesia akan berkolaborasi dengan PHRI sebagai langkah nyata meningkatkan permintaan di masyarakat kelas menengah.
"Garuda juga mungkin akan melakukan hal yang sama dengan PHRI," kata dia.
Meski begitu, Hengky menekankan dalam kolaborasi program tersebut tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan. Mereka yang akan melakukan perjalanan tetap harus menaati ketentuan yang telah berlaku.
Semisal memiliki bukti swab PCR negatif Covid-19 untuk perjalanan ke Bali atau keterangan negatif Covid-19 dengan rapid tes antigen untuk memasuki wilayah DKI Jakarta.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berkantor di Bali, Menparekraf Sandiaga Uno Cerita Dahsyatnya Dampak Pandemi Covid-19
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Krearif (Parekraf) Sandiaga Uno sejak Kamis 28 Januari 2021 hingga beberapa hari ke depan akan mulai berkantor di Bali. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini berbagi kesan usai melihat pariwisata Bali yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
"Sekarang tahapan survival, belum revival. Karena saya ada di Bali ini melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana dahsyatnya dampak dari pandemi dan keterpurukan ekonomi kita bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif," ujarnya dalam sesi webinar, Kamis (28/1/2021).
Sejak mendapat tugas sebagai Menparekraf, Sandi mengatakan, ia diminta untuk menyiapkan 5 destinasi pariwisata super prioritas secara total. Namun sebelum beranjak ke sana, ia melihat Bali yang selama ini jadi primadona pariwisata Indonesia kini sangat terpukul.
"Saya ada di Bali yang bukan 5 destinasi super prioritas karena saya menganggap Bali ini destinasi super duper over berkualitas. Jadi Bali ini merupakan destinasi tingkat dunia, dan sekarang ini minus 12 persen per kuartal III 2020," ucap dia.
"Kehadiran saya di sini untuk memastikan 3 program kerja kita yaitu inovasi, adaptasi dan kolaborasi dapat kita terapkan dalam rangka membawa tahapan kita dari survival ke revival, dan akhirnya thrive," ungkapnya.
Advertisement