Liputan6.com, Brussels - Kepala Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen mengumumkan pada Jumat (29/1) izin penggunaan vaksin Virus Corona COVID-19 produksi AstraZeneca-Universitas Oxford dan untuk pasar UE.
Dilansir AFP, Sabtu (30/1/2021) izin penggunaan vaksin COVID-19 tersebut diumumkan beberapa jam setelah regulator vaksin merekomendasikan persetujuannya.
Advertisement
"Saya berharap perusahaan memberikan 400 juta dosis sesuai kesepakatan," tulis von der Leyen dalam postingannya di Twitter, di tengah isu yang meningkat antara Brussels dan AstraZeneca terkait penundaan produksi.
Vaksin COVID-19 AstraZeneca adalah vaksin ketiga yang disetujui oleh Uni Eropa menyusul vaksin buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Penggunaan vaksin itu disetujui oleh European Medicines Agency (EMA).
Laporan AFP lainnya menyebutkan AstraZeneca sebelumnya mengakui bahwa mereka hanya akan dapat memberikan sebagian kecil dari dosis yang dijanjikan kepada UE dalam jangka pendek karena masalah produksi.
Hal itu menjadi dampak besar bagi peluncuran vaksin COVID-19 di Eropa yang tengah berjuang menangani pandemi Virus Corona.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Peringatan WHO Soal Nasionalisme Vaksin
Dengan meningkatnya ketegangan, Uni Eropa pada Jumat (29/1) merilis versi kontraknya dengan AstraZeneca yang telah dibuat, juga mengumumkan mekanisme yang memungkinkannya untuk menolak ekspor vaksin yang dibuat di Eropa.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengulangi peringatan terhadap "nasionalisme vaksin", dengan menyebutkan "bahaya nyata bahwa alat yang dapat membantu mengakhiri pandemi vaksin dapat memperburuk" ketidaksetaraan global.
Perbedaan pendapat tentang suntikan vaksin AstraZeneca juga ada ketika EMA mengatakan vaksin itu cocok untuk orang dewasa dari segala usia.
Tetapi panel vaksin Jerman menguatkan saran bahwa vaksin itu tidak boleh digunakan pada orang berusia di atas 65 tahun karena tidak cukup bukti bahwa penggunaannya efektif.
Selain panel vaksin Jerman, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menyebut suntikan vaksin AstraZeneca tampaknya "tidak efektif" untuk kelompok usia tersebut, dan menyerahkan keputusan akhir tentang penggunaan di negaranya kepada otoritas kesehatan.
Advertisement