Kontroversi Anggota Komisi V DPR Sebut Daya Tarik Wisata NTT Hanya Komodo

Warganet sebenarnya setuju soal pemerataan anggaran, namun pernyataan daya tarik wisata NTT hanya komodo membangun gelombang kritik di media sosial.

oleh Asnida Riani diperbarui 30 Jan 2021, 17:30 WIB
Guide taman nasional berinteraksi dengan seekor komodo di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, NTT, Minggu (14/10). Pulau Rinca yang merupakan zona inti Taman Nasional Komodo. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi V DPR RI telah menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirjen Cipta Karya dan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) pada Selasa, 26 Januari 2021. Bahasan agendanya termasuk program kerja masing-masing sepanjang 2021.

Di salah satunya sesinya, setelah mendengar pemaparan pihak BPIW KemenPUPR, anggota komisi V DPR dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Jambi, A Bakri HM, pun mengutarakan pendapat perihal rencana anggaran di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam keterangannya, ia mengatakan jumlah dana tersebut sangat besar.

"Alangkah baiknya, mungkin ke depan, setiap anggota didata program-program wisata yang ada di daerah. Ini soal rasa keadilan. Saya kemarin diajak teman-teman komisi V (DPR) kunjungan ke NTT. Tidak ada yang istimewa di sana. Paling yang istimewanya komodo saja," katanya.

"Lihat pantai, lihat apa, di tempat saya (Jambi) banyak. Tapi, anggarannya (NTT) bukan main besar sekali. Kan saya tidak tahu. Untuk rasa keadilan, alangkah bagusnya setiap anggota dikasih. Sebagai contoh, umpamanya, berbicara kunjungan wisata di Jambi tidak kalah," sambung Bakri.

Ia kemudian menyebutkan sederet objek wisata populer di Jambi, yakni Candi Muaro Jambi, Sungai Batanghari, Geopark Merangin, Rumah Tuo Tabir, dan gunung tertinggi di Indonesia, Gunung Kerinci. "Jadi, kalau ini tidak dibagi porsinya, kita akan merasa ramai terus. Ujung-ujungnya kan pengin keadilan," imbuhnya.

Narasi daya tarik wisata NTT hanya komodo lah yang kemudian disoroti dan jadi topik hangat perbincangan di dunia maya. Bakri dinilai belum tahu benar wilayah-wilayah yang masuk kawasan tersebut. Pasalnya, NTT tak hanya soal Labuan Bajo maupun Taman Nasional Komodo (TNK).

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Banjir Kritik Publik

Pemandangan seperti surga di Nihiwatu, Sumba (dok.Instagram/@sarlinche_nindir/https://www.instagram.com/p/BlZy6m1Ab6B/?tagged=nihiwaturesort/)

Salah satu yang vokal menyoroti narasi salah satu anggota komisi DPR V itu adalah travel blogger yang dikenal dengan akun @tukangngider. "Sedih banget rasanya. Patah hati banget dengernya. NTT emg gak cuma Komodo doang. Contohnya ada Kupang, ibu kota Provinsi NTT," kicaunya pada Sabtu (30/1/2021).

"Maksud saya, untuk bapak anggota DPR Komisi V yang terhormat, saya setuju terkait anggaran yang bapak permasalahkan. Tapi, sebisa mungkin tidak merendahkan atau apalah bahasanya yang membuat patah hati dengernya. Sedih pak asli deh," sambungnya.

Beberapa warganet juga menunjukkan kekecewaan akan ungkapan itu melalui komentar di kanal YouTube Komisi V DPR. Salah satunya "mengingatkan" bahwa hotel Indonesia yang sempat didaulat jadi yang terbaik di dunia ada di Sumba, NTT. Ini tentunya merujuk pada Nihiwatu Sumba.

Yang lain menuliskan bahwa Alor, wilayah yang juga masuk NTT, sempat disebut-sebut sebagai surga bahari oleh penulis Karl Muller dalam bukunya East of Bali.

"Atau mungkin suatu saat bapak mau berkunjung ke NTT untuk melihat keunikan dan keanekaragaman budaya NTT yang juga jadi perhatian wisatawan asing dan pastinya bisa membawa pulang suvenir berupa kain tenun khas NTT yang sudah terkenal di beberapa negara," sambungnya.

Di samping itu, overland Flores dan Sumba juga jadi pesona lain NTT yang sudah cukup familiar. Jalurnya memungkinkan pelancong menikmati lanskap, mulai dari pesisir, wilayah perbukitan, hingga padang sabana.


Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah

Infografis Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya