Liputan6.com, Jakarta Bagi penggemar keju, tahukah Anda bahwa ada keju alami (natural cheese) dan keju olahan (processed cheese)? Di rak-rak keju supermarket bisa mudah menemukan hal ini karena dibuat dengan cara dan bahan yang sedikit berbeda.
"Keju alami dibuat hanya dengan bahan-bahan sederhana. Termasuk di dalamnya susu segar berkualitas tinggi, kultur dan enzim," kata Dairy Food Manager Fonterra Brands Indonesia, Tri Hastuti. K
Advertisement
Kemudian keju alami tersebut akan difermentasikan dalam hitungan bulan, belasan bulan bahkan puluhan bulan. Lama waktu fermentasi akan memengaruhi tekstur, aroma, dan rasa keju.
"Keju usia fermentasi tiga bulan, teksturnya sedikit kenyal, fresh. Yang usia fermentasi 18 bulan, tekstur kejunya tidak lengket, dan kering. Cocok dipasangkan dengan makanan apapun, ini favorit, " kata wanita yang karib disapa Uti dalam peluncuran Mainland Natural Cheese secara daring beberapa waktu lalu.
Bila melihat nilai gizi, Uti menyampaikan lama waktu fermentasi tidak terlalu memengaruhi gizi keju alami.
Sementara itu, keju olahan memiliki bahan dasar yang sama dengan keju alami. Namun, dalam proses pengolahan berbeda yakni ditambah pengemulsi, lemak, garam, dan pengatur keasaman.
Tips Menyimpan Keju
Apapun jenisnya, penyimpanan keju terbaik usai dibuka yakni di kulkas. Jadi, usai dibuka lalu tutup rapat-rapat kemudian masukkan ke kulkas dengan suhu empat derajat Celsius.
"Bisa sih taruh di freezer untuk keju alami tapi ini bisa mengubah tekstur dan rasa," kata Uti.
Advertisement