Manfaatkan IA-CEPA, Mendag Lutfi Ingin Innova dan Xpander Diekspor ke Australia

Dengan adanya perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) bisa dimanfaatkan pembuat kendaraan di Indonesia untuk melakukan ekspor ke Australia.

oleh Arief Aszhari diperbarui 31 Jan 2021, 18:05 WIB
Toyota Kijang Innova siap diekspor. (dok TMMIN)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar otomotif Australia kini terlihat cukup menarik bagi banyak pabrikan untuk melakukan ekspor. Di Negeri Kangguru ini banyak jenama yang memutuskan untuk menghentikan produksi, dan hanya berperan sebagai distributor atau menjual kendaraan saja.

Peluang ekspor ini, tentu saja ditangkap dengan baik oleh pemerintah Indonesia, dengan berharap pabrikan otomotif yang beroperasi di Tanah Air, seperti Toyota, Mitsubishi, Suzuki, dan Isuzu untuk bisa melakukan ekspor ke Australia.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan, dengan adanya perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) bisa dimanfaatkan pembuat kendaraan di Indonesia untuk melakukan ekspor ke Australia, dan meningkatkan pemasukan kas negara.

"Indonesia-Australia CEPA bisa dimanfaatkan untuk menggenjot orang Australia agar menggunakan Toyota Innova dan Mitsubishi Xpander buatan kita," jelasnya seperti dikutif dari acara Trade Outlook 2021, yang dilangsungkan secara virtual di kanal Youtube Kementerian Perdagangan (Kemendag), dikutip Minggu (31/1/2021).

Namun, sang menteri mengakui, jika saat ini memang hal tersebut belum bisa dilakukan. Salah satu penyebabya adalah perbedaan standar antara Indonesia dan Australia.

"Tapi, kita belum siap karena ada beberapa hal yang penting. Salah satunya, karena mobil yang diekspor merupakan standar kita, dan tingkat environmental tidak sama dengan Australia," pungkasnya.

 


Buka Pasar Hingga 1,5 Juta Unit

Sebagai informasi, perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif IA-CEPA yang telah ditandatangani sejak 2019 lalu memang mampu membuka lebih lebar peluang untuk menggenjot pasar ekspor kendaraan menuju Australia.

Bahkan, dengan kesepakatan tersebut, bisa membuka tambahan pasar kendaraan 1,2 juta unit sampai 1,5 juta unit hingga 2025 mendatang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya