Startup Ini Kembangkan Alat Tes Covid-19 Berbasis Ragi

Startup asal Brasil BIOinFOOD mengembangkan tes diagnostik Covid-19 berbasis ragi.

oleh M Hidayat diperbarui 01 Feb 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Startup asal Brasil BIOinFOOD mengembangkan alat tes diagnostik Covid-19 cepat berbasis ragi.

Tes ini didasarkan pada biosensor yang terdiri dari ragi pembuat bir (Saccharomyces cerevisiae) yang dimodifikasi secara genetik. Ia akan berubah warna, jika reseptor ACE2 manusia yang diekspresikan oleh membran ragi mengikat ke spike glikoprotein di permukaan luar virus.

"Ragi biasanya berwarna krem. Saat interaksi ini terjadi, keberadaan virus ditandai dengan warna hijau fluoresen yang dapat dengan mudah dideteksi oleh peralatan yang biasanya ditemukan di laboratorium analisis klinis," kata Gleidson Silva Teixeira, salah satu mitra BIOinFOOD dikutip dari rilis pers via Eurekalert, Senin (1/2/2021).

Dia dan koleganya memperkirakan alat pengujian Covid-19 baru ini akan lebih cepat dan lebih murah daripada tes RT-PCR karena biaya ragi yang rendah sebagai bahan utama.

Perbedaan penting lainnya adalah pengujian ini menggunakan air liur. Sifatnya yang noninvasif menjadi keuntungan sebagai tes diagnostik Covid-19 karena sebagian orang mengalami ketidaknyamanan saat menjalani uji usap hidung (nasal swab test).

Load More

Deteksi beberapa hari pascainfeksi

Para peneliti memperkirakan alat pengujian ini akan dapat mendeteksi virus hanya beberapa hari pascainfeksi.

"Kami berencana membuat ragi akan memancarkan cahaya merah, karena akan lebih mudah diidentifikasi," kata Teixeira. "Dalam hal ini, siapa pun akan sangat mampu menggunakan tes tersebut, bahkan di rumah."

Penelitian yang diinkubasi di University of Campinas (UNICAMP), São Paulo, Brasil, ini juga didukung oleh São Paulo Research Foundation- FAPESP's Innovative Research in Small Business Program.

Setelah hipotesis yang dirumuskan di laboratorium UNICAMP telah sepenuhnya divalidasi, alat tes itu diharapkan akan dibawa ke pasar dan tersedia selama paruh pertama 2021.

"Proyek ini juga didukung oleh FINEP [badan inovasi pemerintah Brazil] dan harus dikembangkan dengan cepat karena kami tidak boleh melewatkan kesempatan untuk membantu memerangi pandemi," tutur Teixeira.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya