Ketika Suhu Dingin Mencekam Pengungsi Gempa Sulbar

Pengungsi gempa membutuhkan bantuan yang dapat menjamin kesehatan dan keamanan mereka ketika kembali ke rumah masing-masing

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 01 Feb 2021, 02:00 WIB
Pengungsi gempa Sulbar. (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Liputan6.com, Mamuju - Enam belas hari pasca-gempa bumi 6,2 Magnitudo mengguncang Majene dan Mamuju di Sulawesi Barat sejumlah persoalan masih terus bermunculan.

Warga yang terdampak gempa mulai membutuhkan tempat berlindung yang bisa memberi mereka perasaan aman.

Gempa pada dini hari 15 Januari 2021 itu meluluhlantakkan Majene dan Mamuju, puluhan gedung dan ribuan pemukiman roboh, memaksa puluhan ribu warga di dua kabupaten itu mengungsi ke tempat-tempat yang dinilai aman dari dampak dan gempa susulan.

Pada awal bencana, logistik berupa sembako menjadi kebutuhan utama untuk memenuhi kebutuhan pangan warga yang mengungsi.

Kini, pengungsi gempa membutuhkan bantuan yang dapat menjamin kesehatan dan keamanan mereka ketika kembali ke rumah masing-masing.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


5.000 Tenda untuk Pengungsi

Rumah rusak akibat gempa Sulbar tak bisa ditempati. (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar sudah meminta para pengungsi untuk kembali ke rumah masing-masing untuk mempercepat proses pendataan rumah rusak.

Namun, sebagian warga masih ragu meninggalkan pengungsian. Utamanya mereka yang rumahnya rusak berat sehingga tak lagi bisa dihuni.

"Hunian sementara tidak ada, tapi bagi masyarakat yang masih takut kita berikan tenda dan selimut agar dapat bermukim di depan rumah masing-masing," kata Ali Baal kepada wartawan, Minggu (31/01/2021).

Ali Baal meminta warga dapat kembali ke rumah dan memudahkan pendataan rumah rusak. Pepmrov sudah memesan kurang lebih 5.000 tenda yang nantinya akan diberikan kepada warga yang meninggalkan tenda pengungsian.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya