Dimsum Pembawa Rezeki, Berhasil Gandeng 3.000 Reseller di Tengah Pandemi

Dimsum bukan hanya bisa menyenangkan perut, tetapi juga membantu perekonomian keluarga yang terdampak pandemi Covid-19.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 01 Feb 2021, 07:02 WIB
Dimsum 49. (LIputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kesulitan, ada kemudahan. Di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19, bisnis dimsum justru melesat hingga menambah karyawan. Berkah itu dialami oleh Muhammad Kautsar, pemilik Dimsum 49.

Kautsar mengawali bisnis dimsum tak sengaja. Ia awalnya hendak membantu keuangan keluarga yang saat itu sedang terpuruk karena berutang ratusan juta.

"Ketika saya lulus SMA, kakak-kakak saya baru kuliah. Saya anak terakhir, enggak mungkin saya minta kuliah," tutur dia dalam diskusi virtual Tokopedia Nyam! Selalu Ada, Selalu Bikin Kenyang, Jumat, 29 Januari 2021.

Ia kemudian terpikir untuk berjualan siomay. Ia mencoba resep pertama yang didapat dari sang ibu dan diuji coba hingga setahun lamanya. Jualan saat itu dilakukan dari bazar ke bazar mulai 2015.

Setahun kemudian, yakni pada 2016, Kautsar memutuskan beralih ke dimsum. Saat itu, ia menjual dimsum produksi pabrik lain. Respons pasar ternyata bagus. Ia pun memutuskan memproduksi dimsum sendiri dengan positioning tetap menjual produk harga murah dan rasa yang enak.

"Siomay ini ada di mana aja, dari gerobakan sampai restoran juga ada. Tapi, dimsum ini belum banyak. Kita buat yang benar-benar sesuai ekspektasi pelanggan," tutur Kautsar.

Dimsum 49 awalnya menyasar pembeli partai besar, seperti reseller dan restoran. Namun, pandemi Covid-19 mengubah segalanya. Restoran tak bisa lagi diandalkan karena pengetatan pergerakan, di sisi lain permintaan dari pembeli rumahan makin ramai. Akhirnya, ia memutuskan lebih fokus menggarap penjualan online.

"Kita gabung (di Tokopedia) itu baru September 2020. Perbedaan terasa dari jumlah sales, sales kami naik dua kali lipat dari total pendapatan harian," ungkapnya.

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Ubah Strategi Pemasaran

Muhammad Kautsar, pemilik Dimsum 49. (dok. Tokopedia)

Endorse dari Chef William Gozali membantu mengungkit penjualan dan kepercayaan konsumen. Tak hanya itu, ia juga berhasil menambah hingga 3.000 reseller yang tersebar di 20 kota di Indonesia. Jumlah karyawan pun ikut meningkat dari 80 karyawan sebelum pandemi, menjadi 200 karyawan pada Desember 2020.

"Ketika (banyak bisnis) rem investasi untuk buka toko, di bulan Maret malah engggak pengen ngerem, malah pengen ngegas," kata Kautsar.

Ia menyebut keberadaan reseller penting untuk mempermudah konsumen membeli dimsum. Dengan banyaknya titik pembelian, konsumen bisa menghemat ongkos kirim.

"Masalah ongkir ini jadi penting untuk diperhatikan, makanya kami buka titik agen dan kerja sama dengan reseller. Reseller yang punya track record pembayaran baik, akhirnya diangkat jadi agen," kata dia.

Cara komunikasi pemasaran pun diubah karena pandemi. Dimsum 49 tak lagi menyasar restoran, tetapi mereka yang di-PHK dan para ibu rumah tangga yang membutuhkan tambahan penghasilan. Strategi itu terbukti berhasil menarik minat.

Hasil yang didapat Dimsum 49 juga sejalan dengan temuan Tokopedia. AVP of Category Development for FMCG & Long Tail Categories Tokopedia, Jessica Stephanie Jap mengungkapkan jumlah penjual makanan siap masak di masa pandemi bertambah menjadi hampir tiga kali lipat selama Desember 2020, jika dibandingkan dengan sebelum pandemi. Sementara, penjualan makanan siap masak meningkat lebih dari 3,5 kali lipat.

"Kita merasa baru mulai, kita excited banget untuk lebih dekat lagi untuk menyajikan yang menarik dan enak-enak untuk masyarakat. ..Kasih panggung teman-teman UMKM memasarkan produknya lewat platform kita dan pulihkan ekonomi Indonesia yang sedang recover," ujarnya.


Cara Aman Pesan Makan Online

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya