Data Manufaktur China Melambat, Bursa Saham Asia Beragam

Bursa saham Asia bergerak beragam seiring rilis data ekonomi China.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 01 Feb 2021, 08:40 WIB
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Senin pagi seiring data ekonomi yang dirilis selama akhir pekan. Data ekonomi menunjukkan aktivitas manufaktur di China tumbuh meski lambat pada Januari 2021.

Di Jepang, indeks saham Nikkei 225 naik satu persen. Sementara itu, indeks Topix menguat 0,9 persen dan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat tipis 0,42 persen.

Di Australia, indeks saham ASX merosot 0,5 persen. Di bursa saham Australia, saham-saham tambang melonjak. Saham Argent Minerals naik lebih dari 25 persen, saham Adriatic Metals melompat 14,75 persen. Harga perak naik lebih dari 6,5 persen menjadi USD 28,66 per ounce. Demikian dilansir dari CNBC, Senin (1/2/2021).

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,14 persen lebih rendah. Indeks purchasing managers (PMI) China berada di posisi 51,3 pada Januari 2021.

Sebagai perbandingan, indeks purchasing manufacturing di posisi 51,9 persen pada Desember dan tetap di atas leel 50. Ini mengindikasikan pertumbuhan. Sedangkan kalau data PMI di bawah level itu menandakan kontraksi. Analis perkirakan angka PMI pada Januari berada di posisi 51,6.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Menanti Data Ekonomi China

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Ke depan, survei aktivitas manufaktur China pada Januari akan dirilis. Indeks dolar AS berada di posisi 90,61 setelah sempat ke level 90,3.

Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 104,70 per dolar AS setelah melemah pada pekan lalu. Harga minyak Brent di Asia turun 0,11 persen menjadi USD 54,98 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS merosot 0,29 persen menjadi USD 52,05 per barel.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya