Gadis 12 Tahun Tewas Akibat Ledakan Bom Mobil di Suriah

Gadis 12 tahun dan tiga korban lain menjadi korban ledakan bom mobil di Suriah. PBB menyebut kejadian ini terus berulang sejak awal 2021.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Feb 2021, 08:30 WIB
Seorang perempuan mengenakan masker berjalan melewati puing-puing di kota Raqa, bekas ibu kota ISIS, di Suriah utara pada 20 Desember 2020. Raqqa menjadi saksi terusirnya anggota kelompok ekstremis oleh Pasukan Demokratik Suriah pada Oktober 2017 lalu. (Photo by Delil SOULEIMAN / AFP)

Liputan6.com, Azaz - Serangan bom mobil terjadi di kota Azaz, Suriah. Salah satu korban adalah gadis berusia 12 tahun.

Kejadian itu totalnya membunuh empat orang dan melukai 22 orang.

Menurut laporan Al Jazeera, daerah tempat ledakan itu dikendalikan Turki yang beraliansi dengan kelompok anti-pemerintah Bashar Al-Assad.

PBB ikut memantau kasus ledakan tersebut dan memberi kecaman keras terhadap aksi serangan tidak pandang bulu yang menewaskan rakyat sipil.

Menurut situs berita PBB, Senin (1/2/2021), ledakan bom ini terjadi satu hari ketika ada serangan serupa di Afrin. Serangan itu menewaskan enam warga sipil.

Serangan lain di Afrin turut menewaskan tiga anak kecil. Pada awal 2021, sudah ada 22 anak yang tewas akibat konflik di Suriah.

"Serangan-serangan belakangan ini adalah pengingat kuat bahwa kekerasan terus berlanjut di Suriah dan anak-anak terus berada dalam bahaya tiap harinya," ujar Bo Viktor Nylund, perwakilan UNICEF di Suriah.

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Lindungi Anak-anak

Seorang pedagang kaki lima yang menjual permen kapas melintasi jalan di kota Raqa, bekas ibu kota ISIS, di Suriah utara pada 20 Desember 2020. Raqqa menjadi saksi terusirnya anggota kelompok ekstremis oleh Pasukan Demokratik Suriah pada Oktober 2017 lalu. (Photo by Delil SOULEIMAN / AFP)

Pada awal tahun 2021, ada bom mobil di Ras al-Ain. Ledakan terjadi di pasar dan merenggut nyawa dua anak-anak.

Ada juga kejadian ledakan bom dekat toko roti di Jinderis, di bagian rural Aleppo. Dua anak tewas.

UNICEF turut meminta agar semua pihak di konflik Suriah bertanggung jawab untuk melindungi anak-anak di daerah sipil dari kekerasan.

Anak-anak Suriah disebut menjadi korban yang terdampak paling parah selama konflik Suriah selama 10 tahun terakhir.

"Mereka kehilangan nyawa, rumah, dan masa kanak-kanak," kata Nyland yang meminta agar kekerasan ini diakhiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya