Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah pada akhir sesi pertama perdagangan saham Senin (1/2/2021). Penguatan IHSG dipengaruhi kenaikan indeks Purchasing Manager Index (PMI) dan rilis inflasi Januari 2021 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
IHSG dibuka pada level 5.856 pada perdagangan Senin, 1 Februari 2021 dan terpantau menguat 1,50 persen pada perdagangan sesi I pada level 5.950.
Advertisement
Founder WH Project, William Hartanto memperkirakan IHSG rebound terbatas dengan level tertinggi pada 6.200. IHSG berpotensi bergerak bervariasi cenderung melemah dalam range 5.800 – 6.200.
“Level 6.200 ini akan menjadi penentu apakah IHSG akan menjadi pola head and shoulders yang membuat kondisi semakin parah, atau malah kembali uptrend,” tulis William seperti dikutip, Senin (1/2/2021).
Adapun saham-saham yang dapat direkomendasikan secara teknikal, di antaranya LSIP, MEDC, MDKA, INKP, dan TKIM.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penutupan IHSG Sesi I pada 1 Februari 2021
Bak roller coaster, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya kembali bangkit ke zona hijau pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Senin, 1 Februari 2021.
Mengutip data RTI, IHSG melonjak 88,07 poin atau 1,5 persen ke posisi 5.950,42. Indeks saham LQ45 melonjak 1,77 persen ke posisi 928,14. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Sebanyak 257 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 218 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 139 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG dibuka melemah ke posisi 5.856,77. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.956,40 dan terendah 5.735,46.
Total frekuensi perdagangan saham 1.090.096 kali. Volume perdagangan 13 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13 triliun. Investor asing jual saham Rp 245,74 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.044.
10 sektor saham kompak menghijau kecuali sektor saham aneka industri merosot 0,84 persen. Sektor saham tambang naik 2,82 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar naik 2,59 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 2,04 persen.
Saham-saham cetak lonjakan tajam atau top gainers antara lain saham BANK sebesar 34,95 persen ke posisi Rp 139 per saham, saham UFOE menguat 34,65 persen ke posisi Rp 136 per saham, dan saham CSMI mendaki 24,12 persen ke posisi Rp 1.235 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham SOFA merosot 8,16 persen ke posisi Rp 90 per saham saham APEX tergelincir 6,99 persen ke posisi Rp 665 per saham, dan saham GGRP susut 6,99 persen ke posisi Rp 346 per saham.
Investor asing juga melakukan aksi beli di sejumlah saham antara lain saham TLKM sebesar Rp 44 miliar, saham INCO sebesar Rp 40,1 miliar, saham ARTO sebesar Rp 12,7 miliar, saham INTP sebesar Rp 10,7 miliar, dan saham PTPP sebesar Rp 10,4 miliar.
Sedangkan saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham BMRI sebesar Rp 176,5 miliar, saham BBRI sebesar Rp 75 miliar, saham BBCA sebesar Rp 73,4 miliar, saham ASII sebesar Rp 47,8 miliar, dan saham BBNI sebesar Rp 28,9 miliar.
Bursa saham Asia cenderung menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,91 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 1,81 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 1,39 persen, indeks saham Thailand naik 0,44 persen.
Lalu indeks saham Shanghai menguat 0,10 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 1,53 persen. Sementara itu, indeks saham Singapura susut 0,05 persen.
Penguatan IHSG juga terjadi seiring pengumuman Purchasing manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia dari IHSG Markit periode Januari 2021 tercatat naik 52,2 lebih tinggi dari periode bulan sebelumnya atau Desember 2020 yang sebesar 51,3.
Advertisement