Seluruh Bank di Myanmar Tutup Usai Militer Kudeta Pemerintahan Aung San Suu Kyi

Hingga saat ini bank di Myanmar belum menginformasikan kapan pembukaan kembali.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Feb 2021, 16:54 WIB
Aung San Suu Kyi dalam lawatannya ke Uni Eropa (AP/Virginia Mayo)

Liputan6.com, Yangon - Semua bank Myanmar secara nasional ditutup pada Senin (1/2) setelah kudeta militer, pernyataan keadaan darurat dan penahanan pemimpin sipil de facto Aung San Suu Kyi.

"Semua bank anggota Asosiasi Bank Myanmar akan menutup bank mereka dengan suara bulat mulai 1 Februari," menurut pengumuman oleh asosiasi tersebut, yang mengatakan hal itu karena koneksi internet yang buruk.

Bank-bank tersebut akan meminta izin dari Bank Sentral Myanmar untuk penutupan sementara, demikian dikutip dari laman Bangkok Post, Senin (1/2/2021).

Selain itu, mereka juga belum menginformasikannya kapan bank memulai kembali layanan, kata pernyataan itu.

Pemimpin Partai Liga untuk Demokrasi Nasional Aung San Suu Kyi dan tokoh-tokoh senior lainnya dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi telah ditahan dalam penggerebekan dini hari sebelum tentara Myanmar mengumumkan keadaan darurat.

Menurut laporan AP News, Aung San Suu Kyi sekarang berstatus tahanan rumah. Jaringan internet dan telepon di ibu kota Naypyitaw sudah putus.

Saluran TV Myanmar Visual Television dan Myanmar Visual Radio tidak menyiarkan acara reguler mereka Senin pagi ini.

 

Load More

Simak video pilihan di bawah ini:


Aung San Suu Kyi Minta Rakyat Myanmar Tolak Kudeta Militer

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi (tengah) tiba untuk menghadiri upacara penobatan Kaisar Naruhito di Istana Kekaisaran, Tokyo, Jepang, Selasa (22/10/2019). Kaisar Jepang Naruhito akan menjalani rangkaian ritual penobatan resmi kekaisaran hari ini. (AP Photo/Koji Sasahara, Pool)

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Myanmar pada Senin (1/2/2021), mengatakan pemimpinnya, Aung San Suu Kyi, meminta rakyat untuk tidak menerima kudeta oleh militer.

Tak hanya itu, Aung San Suu Kyi juga mendesak mereka untuk melakukan protes, demikian dikutip dari laman Channel News Asia.

"Tindakan militer Myanmar adalah tindakan untuk mengembalikan negara di bawah kediktatoran," kata NLD dalam sebuah pernyataan yang memuat nama pemimpin Aung San Suu Kyi.

"Saya mendesak orang-orang untuk tidak menerima ini, untuk menanggapi dan dengan sepenuh hati untuk memprotes kudeta oleh militer."

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya