Keterisian Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Kota Depok Turun 10 Persen

Pemerintah Kota Depok telah melakukan penambahan kapasitas tempat tidur ICU maupun isolasi pasien covid-19.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 01 Feb 2021, 20:12 WIB
Petugas medis mengambil sampel lendir saat tes swab PCR massal di Kantor Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Selasa (5/1/2021). Puskesmas Pancoran Mas melakukan tes Swab PCR kepada warga yang pernah memiliki riwayat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Penyebaran COVID-19 Kota Depok masih tetap konsisten berada di zona orange. Bahkan, Keterisian rumah sakit akibat COVID-19 mengalami penurunan sebanyak 10 persen.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Depok, Dadang Wihana mengatakan, selama dua pekan Kota Depok berada di zona orange. Hal itu tidak terlepas dari upaya Satgas COVID-19 Kota Depok dalam mencegah penularan.

“Alhamdulillah kita untuk Kota Depok zona orange kembali dari 14 indikator untuk menghitung zonasi yang dihitung oleh satgas pusat,” ujar Dadang, Senin (1/2/2021).

Dadang menjelaskan, Pemerintah Kota Depok telah melakukan penambahan kapasitas tempat tidur ICU maupun isolasi. Dengan adanya penambahan, mempengaruhi jumlah keterisian rumah sakit dari pasien terkonfirmasi COVID-19.

“Ada penurunan tingkat keterisian rumah sakit dari sebelumnya 85 persen menjadi 75 persen,” terang Dadang.

Dadang mengungkapkan, penghitungan zonasi di Kota Depok tidak hanya dihitung dari jumlah peningkatan kasus, namun dilihat dari indikator lainnya salah satunya kapasitas rumah sakit. Untuk jumlah testing masyarakat terhadap COVID-19 mengalami peningkatan.

“Terutama kalau untuk Depok itu prioritas untuk suspek dan kontak erat jadi peningkatan untuk Swab PCR kita juga naik, demikian pula untuk angka kematian kita relatif terkendali rata-rata di bawah nasional,” ucap Dadang.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Faktor Kasus Covid-19 Masih Tinggi

Dadang tidak memungkiri, peningkatan COVID-19 yang masih terjadi di Kota Depok disebabkan banyak faktor. Dirinya menyontohkan, masih banyaknya pergerakan orang yang tinggal di Jabodetabek, klaster keluarga dan sejumlah hal lainnya.

“Itu yang menjadi sumbangan kasus banyak terjadi dari faktor tersebut,” tutup Dadang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya