Liputan6.com, Jakarta - Target pendapatan PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY), perusahaan bergerak di industri pembangkit listrik pada 2025 diharapkan naik lima kali lipat, yakni USD264,54 juta karena beragam rencana ekspansi yang akan dilakukan.
Pada 2021, Presiden Direktur Sky Energy Indonesia Jackson Tandiono menegaskan pihaknya ingin mencapai target pendapatan USD52,74 juta.
"Kami akan meningkatkan kapasitas pabrik modul surya dan mengembangkan beberapa produk baru dalam lima tahun ke depan. Kami juga akan menggenjot volume pengiriman ekspor," kata Jackson, dalam diskusi virtual, Senin, (1/2/2021).
Baca Juga
Advertisement
Jackson mengaku saat ini pihaknya memiliki kapasitas produksi modul surya hingga 200 megawatt dan sel surya sebesar 100 megawatt. Angka tersebut akan meningkat pada 2025, menjadi lebih dari 500 megawatt.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bakal Rights Issue
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan, perseroan akan mengeksekusi penambahan modal dengan rights issue. Emiten berkode JSKY tersebut akan melepas 199,18 juta saham baru dengan target dana Rp99,59 miliar.
“Kami sudah mengembangkan sel surya dengan dana IPO, sekarang kami ingin tingkatkan kapasitasnya,” ujar Jackson.
Dengan target yang hendak dicapai dan JSKY diklaim sebagai perusahaan manufaktur modul solar terbesar di Indonesia. Hal ini terkait kapasitas yang bisa dicapai.
“Kami memiliki kapasitas produksi sel surya sebesar 100 megawatt dengan pabrik yang terotomatisasi penuh,” kata dia. Tak hanya pasar domestik, Jackson juga menegaskan pihaknya telah ekspor ke Amerika Serikat, Jepang, Irlandia, dan Filipina.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin, 1 Februari 2021, saham JSKY menguat 2,76 persen ke posisi Rp 186 per saham. Saham JSKY sempat berada di level tertinggi 196 dan terendah 169.
PT Sky Energy Indonesia Tbk catat penjualan bersih turun dari Rp 357,73 miliar hingga 30 September 2019 menjadi Rp 189,96 miliar hingga kuartal III 2020. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 17,14 miliar dari periode sama tahun lalu Rp 26,08 miliar.
Advertisement