Saat Dahlan Iskan Soroti Fenomena GameStop

Saham GameStop telah menarik perhatian wall street berkat investor ritel yang tergabung dalam grup online WallStreetBeat di Reddit.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Feb 2021, 11:23 WIB
Dahlan Iskan saat menghadiri penghargaan Marketeer of The Year 2014 yang digelar oleh Markplus Inc, Jakarta, Kamis (11/12/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena GameStop menjadi perhatian. Termasuk mantan menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.

Saham GameStop telah menarik perhatian wall street berkat investor ritel yang tergabung dalam grup online WallStreetBeat di Reddit. Pekan lalu, saham GameStop naik 400 persen. Sepanjang Januari 2021, perusahaan ritel video game itu telah melonjak 1.625 persen.

Kenaikan saham GameStop ini membuat hedge fund atau pengelola dana investasi alami rugi sekitar USD 19 miliar atau Rp 267,32 triliun yang dicatat oleh penyedia data Ortex. Nilai kerugian itu hingga perdagangan Jumat, 29 Januari 2021.

Bagaimana hedge fund tersebut bisa rugi? Kerugian tersebut lantaran saham GameStop terus menguat. Kenaikan harga saham GameStop ini terjadi setelah anggota forum WallStreetBeets di Reddit melawan hedge fund seperti Melvin Capital. Saham GameStop ini merupakan salah satu saham yang dimanfaatkan untuk transaksi short selling oleh hedge fund tersebut.

Transaksi short selling merupakan transaksi jual kosong. Ketika investor dan trader meminjam dana untuk menjual saham yang belum dimiliki dengan harga tinggi. Harapannya akan membeli saham itu pada saat harga turun.

Investor ritel yang tergabung dalam WallStreetBeasts pun tak mau kalah. Mereka bersatu sehingga mendorong saham GameStop terus naik. Kenaikan harga saham GameStop ini juga tak lepas dari aksi sejumlah tokoh. Pendiri Tesla Elon Musk menggunggah status GameStonk, sehingga membuat harga saham GameStop naik.

Selain itu, investor Chamath Palihapitiya dari Social Capital juga mengunggah di media sosialnya membeli saham GameStop dengan call option.

Saham GameStop pun sempat merosot 44 persen pada Kamis pekan lalu. Hal ini setelah membatasi perdagangan saham GameStop.

Dalam tulisan Dahlan Iskan, ia menyoroti GameStop dengan Jiwasraya dan Asabri.

Berikut tulisan Dahlan Iskan seperti dikutip dari disway.id pada Selasa, (2/2/2021):

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


GameStop dan Saham Gorengan

Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Dua hari ini bayangan saya ke Jiwasraya dan Asabri. Yang kalau digabung kehilangan uang lebih dari Rp 25 triliun. Yang 5 pelakunya sudah dijatuhi hukuman seumur hidup. Dan akan diadili lagi untuk yang Asabri. Dengan hukuman yang mestinya sama-atau lebih berat. Kalau saja di Amerika, sangat mungkin mereka bisa bebas. Praktik seperti itu sangat biasa. Misalnya yang terjadi hari-hari. Yang hebohnya bukan main. Goreng saham. Tiba-tiba saham saham GameStop naik sampai 190 kali. Dalam waktu kurang dari satu minggu.

Yang beruntung bisa tiba-tiba 190 kali lebih kaya. Yang buntung sebaliknya. Hanya dalam 4-5 hari itu 5.000 perusahaan bernasib sial. Belum termasuk ribuan pembeli saham perorangan. Total kerugian mereka diperkirakan mencapai USD 75 miliar. Setara dengan sekitar Rp 1.000 triliun.

Tidak ada yang masuk penjara. Atau belum.

Yang sekarang dipersoalkan justru broker saham online Robinhood. Yang Kamis lalu menghentikan perdagangan saham GameStop di Apps Robinhood. Itu dianggap menghilangkan kesempatan untuk menutup kerugian. Kalau perdagangan online itu tidak ditutup mereka bisa terus bertransaksi. Kerugian kemarin-kemarin bisa tertutup lewat transaksi baru meski juga bisa masuk jurang lebih dalam.

Robinhood mengakhiri transaksi online itu karena harga saham GameStop bukan lagi gila-gilaan tapi sudah gila benaran.

Otoritas pasar modal Wall Street pun sudah tidak bisa apa-apa. Wall Street sudah menghentikan perdagangan itu tanggal 25 Januari. Ketika harga saham GameStop naik secara tidak masuk akal. Tapi sesuai dengan kebebasan pasar, Wall Street harus membuka lagi. Yang penting Wall Street sudah mengingatkan publik-lewat penghentian itu. Selanjutnya terserah publik. Transaksi pun dibuka lagi. Ups..Masih gila-gilaan naiknya. Ditutup lagi. Dibuka lagi. Gila-gilaan lagi. Ditutup lagi. Dibuka lagi. Terus gila-gilaan.

Sampai sembilan kali Wall Street menutup sementara transaksi saham GameStop itu. Tapi akhirnya diserahkan ke mekanisme pasar. Terserah. Mau seperti apa. GameStop itu perusahaan persewaan video game. Alatnya dan permainannya. Sejak game masih berupa Nintendo pada 1980-an.

Pusat perusahaan itu di Dallas, Texas. Tapi punya cabang di mana-mana. Pernah punya cabang sampai 5.000-termasuk sampai ke Eropa. Lalu di masa persewaan bisa beralih ke online, GameStop mengalami kemunduran. Mundur terus. Lalu menyatakan bangkrut.

Pemegang saham pun berganti. Ganti pula direksi. Belum sempat maju, sudah sulit lagi. Hampir bangkrut lagi. Tiga tahun lalu GameStop rugi sekitar Rp 100 miliar. Lalu pada 2019 rugi lagi ratusan miliar rupiah. Tahun 2020, di saat pandemi, lebih sulit lagi. Beberapa cabang persewaan itu sering digerebek polisi. Dianggap melanggar protokol kesehatan. Kerugian pada 2020 mencapai lebih Rp 1 triliun. Hampir saja direksi dan pemegang sahamnya menyerah. Untuk ketiga kalinya.

GameStop adalah perusahaan publik-40 persen sahamnya dimasukkan pasar modal. Dengan kondisi perusahaan seperti itu harga sahamnya merosot terus. Pernah tinggal 2 dolar/lemah. Rupanya murahnya harga saham GameStop diketahui para pemain saham. Mereka pun siap memborongnya. Dengan jumlah yang sudah mereka hitung. Yang bisa memengaruhi harga saham di Wall Street.

Mereka menggoreng saham itu.


Peran Reddit

Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Pelakunya adalah paguyuban pemakai akun Reddit. Anda lebih tahun Reddit dari saya. Yang sebenarnya “hanya” perusahaan media sosial berkonsep forum diskusi dan news aggregation.

Di dalam Reddit ada forum bernama r/wallstreetbets. Yakni mereka yang ingin bermain saham lewat Reddit. Mereka yang di akun itulah yang mengumpulkan dana membentuk situasi short squeeze di pasar modal.

Itu belum lama. Baru tanggal 22 Januari kemarin. Keesokan harinya harga saham GameStop mulai naik. Tiba-tiba menjadi 19,94 dolar. Beberapa hari kemudian sudah naik lagi sampai 39,12 dolar.

Mulailah orang yang di luar Reddit ikut tergiur. Begitu drastis kenaikannya. Banyak perusahaan ikut menitikkan air liur. Terjun pula. Demikian juga perorangan.

Wall Street sudah menghentikan perdagangan itu. Dengan maksud untuk mengingatkan publik. Kenaikan harga itu bukan karena fundamental perusahaan yang baik. Itu semata kenaikan karena masalah teknis. Kata lain untuk permainan. Pasar modal sudah memenuhi kewajibannya, menyetop perdagangan saham tidak wajar itu. Tapi kemudian, sesuai dengan peraturan, harus membukanya kembali.

Publik ternyata tidak peduli. Apalagi, hari itu, ada postingan misterius dari orang terkaya di dunia sekarang ini. Elon Musk, pemilik Tesla.

Postingan Elon Musk itu hanya satu kata. Tapi menggemparkan. Dan membuat harga saham GameStop langsung meroket lagi. Postingan itu bunyinya hanya begini GameStop.

Hanya Elon Musk yang tahu apa makna postingannya itu. Tapi publik terpana. Dan menubruk saham GameStop secara lebih liar. Harga pun menjadi 347,51 dolar. Tidak masuk akal. Bahkan pada jam tertentu sempat melampaui angka 450 dolar.

Sebetulnya itu baik-baik saja. Kalau uang yang dipakai membeli saham itu uang beneran. Dari tabungan atau uang lebih.

Tapi yang dipakai membeli saham itu adalah saham pinjaman. Dengan harapan begitu harga naik sedikit, saham itu segera dijual. Untuk mengembalikan pinjaman. Sambil mengambil labanya. Itu praktik yang disebut short selling. Jadi untuk membeli saham itu mereka tidak harus punya uang. Mereka hanya perlu punya otak dan nyali.

Begitulah, akhirnya seperti ponzi. Harga saham terus naik-karena semakin banyak yang berkepentingan agar harga itu terus naik.

Banyak sekali perusahaan yang terjepit dalam situasi seperti itu. Yakni perusahaan keuangan yang mengkhususkan diri pada bisnis hedging-lindung nilai. Transaksi itu umumnya di hedgingkan.

Sampailah pada hari Kamis lalu. Ketika broker saham online Robinhood menghentikan Apps transaksi saham GameStop-nya. Dunia seperti berhenti berputar. Yang tiba-tiba pusing ribuan jumlahnya. Yang dalam posisi rugi itu tadi sampai Rp 1.000 triliun.


Tarik Perhatian Politikus AS

Simak cerita turtleneck yang menemani hari-hari perempuan dan membawanya jadi sosok berpengaruh (Foto: Uniqlo)

Rugi Rp 1000 triliun bukan sekali ini. Juga bukan yang terbesar. Dan ke depan pun masih akan terus ada. Ada sisi baiknya: untuk sementara mereka melupakan derita Covid-19. Bahkan Republik dan Demokrat tiba-tiba bersatu. Khususnya antara Ted Cruz –Republik-Texas– dengan Alexandria Ocasio-Cartez –Demokrat New York. Keduanya sudah lebih seminggu ini perang mulut. "Nyawa saya hampir saja hilang," ujar Alexandria.

MaksudnyA, saat gedung Capitol diduduki pendukung Donald Trump 6 Januari lalu Alexandria termasuk salah satu yang akan dibunuh. Ted Cruz dianggap mendukung gerakan menduduki Capitol itu. Maka Alexandria minta agar Cruz mengundurkan diri dari DPR.

Akibat GameStop ini keduanya kompak: sama-sama mengecam Robinhood. Sama-sama akan memperkarakan Robinhood.  5/16 p Penghentian perdagangan saham di Apps Robinhood itu dianggap melanggar. Anti pasar. Dan membuat ribuan orang rugi Rp 1.000 triliun.

 Di titik ini saya tetap mengkhawatirkan kepiawaian BUMN untuk ikut bermain di pasar modal. Bukan natural mereka untuk ikut bermain.

 Hebatnya, kejadian goreng saham GameStop ini juga sama dengan kejadian di Jiwasraya: dilakukan di saat-saat pergantian presiden. (Dahlan Iskan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya