Liputan6.com, Washington - Angkatan Udara Amerika Serikat (US Air Force) dikabarkan tengah mengembangkan teknologi untuk 'memprogram ulang' kulit.
Dengan teknologi tersebut, penyembuhan luka pada kulit akan berlangsung lima kali lebih cepat ketimbang mengandalkan penyembuhan secara alami.
Advertisement
Seperti layaknya cerita fiksi ilmiah, teknologi canggih ini akan sangat berguna bagi tentara yang terluka dalam peperangan.
Teknologi ini dikembangkan dengan kerja sama ilmuwan dari Universitas Michigan, Amerika Serikat, yang meneliti cara-cara 'memprogram ulang' sel-sel seseorang untuk memercepat penyembuhan.
Dengan adanya teknologi ini berpotensi meningkatkan kesehatan jangka panjang tentara dan veteran perang, kata US Air Force dalam sebuah jumpa pers.
Salah satu peneliti yang ikut mengembangkan teknologi tersebut, sekaligus ahli pengobatan komputasi dan bioinformatika, Dr Indika Rajapakse, mengatakan, dalam pembuatannya, dia menggunakan mikroskop pencitraan sel hidup khusus, yang dibiayai oleh Angkatan Udara AS, bersama dengan algoritme yang rumit.
“Dampak dari upaya penelitian ini bisa sangat jauh. Kami memiliki sumber daya untuk melakukan ini, dan merupakan kewajiban kami untuk memanfaatkannya sepenuhnya," ujar Rajapakse seperti dilansir laman New York Post pada Rabu, 3 Februari 2021.
Simak Video Berikut Ini
Program Ulang Sel-Sel
Rajapakse, menjelaskan, pemrograman ulang sel melibatkan pengambilan satu jenis sel manusia, seperti sel kulit, dan kemudian disusun ulang genomnya sehingga menjadi jenis sel yang berbeda, seperti otot atau sel darah.
Sementara itu, dilansir dari laman resmi angkatan udara Amerika Serikat, teknologi ini nantinya akan berguna juga untuk para pilot saat mengudara.
"Seperti lingkungan aeromedis dan bagaimana adanya luka yang sulit sembuh, meningkatkan kerentanan awak udara terhadap hipoksia (rendahnya kadar oksigen di sel dan jaringan) dan cedera terkait ketinggian lainnya," tertulis dalam laman tersebut.
“Penelitian Dr. Rajapakse dapat menghasilkan solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan kami dalam operasi aeromedis dan lingkungan luar angkasa di masa depan," ujar Kepala Ilmuwan Human Performance Wing ke-711, Dr. Rajesh Naik, yang perusahaanya menjadi salah satu pendana dalam proyek ini.
Namun, untuk saat ini, rincian kapan teknologi tersebut siap untuk digunakan belum tersedia.
Penulis: Rizki Febianto
Advertisement