Diterpa Pandemi, Kredit Rumah BTN Masih Tumbuh 7,7 Persen

Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap kinerja kredit BTN.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Feb 2021, 13:25 WIB
BTN menggelar pameran properti tahunan bertajuk Indonesia Property Expo (IPEX) di Jakarta Convention Center (JCC).

Liputan6.com, Jakarta - Plt. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) (Persero) Tbk, Nixon LP Napitupulu mengatakan pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap kinerja kredit perusahaan. Namun, pertumbuhan KPR bersubsidi masih bisa tumbuh 7,7 persen secara tahunan.

"Kredit perumahan teritama KPR Subsidi masih dapat tumbuh 7,7 persen (yoy)," kata Nixon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi XI DPR-RI, Jakarta, Selasa (2/2).

Nixon menjelaskan, realisasi kredit BTN BTN pada bulan Maret tercatat Rp 4,19 triliun. "Maret kita akan kan rumah Rp 4,1 triliun, ini untuk Maretnya," kata dia.

Namun, pertumbuhan kredit perumahan pada bulan April dan Mei menjadi titik terendah. Sehingga pertumbuhan kredit rumah baru mulai pemulihan pada bulan Juni. Sehingga pada triwulan II-2020 kredit turun menjadi Rp 3,04 triliun.

"Di bulan Juni saja tinggal Rp 3 triliun, karena April dan Mei memang drop sekali," kata dia.

Memasuki triwulan III, pertumbuhan kredit mulai mengalami perbaikan. Tercatat pertumbuhan kredit di kuartal ini menjadi Rp 4,4 triliun.

Kemudian pada kuartal penutup tahun 2020 kembali meningkat menjadi Rp 6,33 triliun. Meski mengalami pertumbuhan secara per kuartal, namun secara tahunan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019.

"Desember ini rata-rata sekitar Rp 7 triliun," kata dia.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Masyarakat Tahan Diri

Ilustrasi Bank BTN

Sehingga melihat tren pertumbuhan kredit yang ada, Nixon menilai masyarakat saat ini masih menahan diri untuk melakukan aktivitas konsumsi, terutama untuk belanja sektor industri perumahan di atas Rp 300 juta.

"Kalau dilihat, tren sekarang orang menahan diri," kata dia.

Sebaliknya, pertumbuhan kredit rumah subsidi terutama di bawah Rp 300 juta mengalami kenaikan. "Yang kelas di bawah Rp 300 juta ini tumbuh lebih cepat, jadi baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya