Liputan6.com, Jakarta - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berencana menutup enam gerai pada 2021 dari 23 gerai yang dalam pantauan. Sedangkan sisanya 17 tetap dipantau.
Hal itu disampaikan manajemen PT Matahari Department Store dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait perkembangan bisnis dan inisiatif terkini PT Matahari Departement Store Tbk per 1 Februari 2021. Pengumuman tersebut yang diteken Corporate Secretary and Legal Director PT Matahari Departemen Store Tbk Miranti Hadisusilo dalam keterbukaan informasi BEI.
Pada Desember 2020, perseroan mengoperasikan 147 gerai dan 23 gerai dalam pantauan. Pada kuartal IV 2020, PT Matahari Departement Store Tbk telah menutup enam gerai antara lain di Lippo PLZ Mal Yogya, Lippo Mall Kuta, Keboen Raya Bogor, Lippo PLZ Mal Gresik, Mayofield TC KWG, dan GTC TC Makassar.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya pada kuartal I-III 2020, perseroan menutup tujuh gerai yang tidak menguntungkan, dan menutup 12 gerai. Jadi total gerai yang ditutup ada 25 gerai sepanjang 2020.
Berdasarkan laporan keuangan unaudited, PT Matahari Department Store Tbk mencatatkan penjualan turun 52,3 persen dari Rp 18,03 triliun pada 2019 menjadi Rp 8,59 triliun.Sementara itu, laba kotor merosot 54 persen menjadi Rp 2,81 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,11 triliun.
Ebitda (earning before interest, taxes, depreciation and amortization atau pendapatan sebelum bunga, pajak depresiasi, dan amortisasi) perseroan turun 101 persen dari positif Rp 2,2 triliun menjadi rugi Rp 22 miliar. Perseroan pun mencatat rugi bersih Rp 823 miliar pada 2020 dari sebelumnya untung Rp 1,3 triliun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Perseroan Tetap Hadapi Tantangan Seiring Perpanjangan PPKM
Manajemen PT Matahari Department Store Tbk menyatakan kalau pemulihan akan berlanjut tetapi menemui tantangan. Hal itu seperti aktivitas liburan yang dibatasi pada Desember 2020 diikuti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada Januari 2021. Pada Februari 2021 akan hadapi tantangan. Perseroan juga menyatakan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat dan sesuai aturan pemerintah.
Untuk mendukung peraturan pemerintah, 100 persen WFH untuk support center hingga pemberitahuan lebih lanjut. “Ketika kami kembali bekerja dari kantor, staf kami akan melakukan rapid test, dan kami akan terapkan protokol kesehatan,” tulis perusahaan.
Selain itu, perseroan menyatakan telah membayar tambahan pinjaman yang diambil pada kuartal II 2020. Pihaknya telah tarik pinjaman Rp 1 triliun. “Kami juga tetap ketat memakai biaya belanja modal seiring ketidakpastian. Januari dan Februari akan tetap menantang seiring perpanjangan PPKM,” kata dia.
Advertisement