Merawat Bonsai, dari Sekadar Hobi Bisa Mendatangkan Rezeki

Selain sepeda, Bonsai menjadi salah satu hobi yang kembali muncul untuk mengusir jenuh berada di rumah.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 03 Feb 2021, 00:00 WIB
Afifudin, seorang penggemar Bonsai di Pamekasan, Madura.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 membangkitkan lagi hobi lama yang mati suri. Afifudin yang jenuh karena kebijakan bekerja dari rumah, memutuskan menekuni lagi hobi lamanya: menanam dan merawat bonsai.

Bagi pemuda 25 tahun ini, tanaman yang sengaja dikerdilkan itu bisa melenturkan hidupnya yang tegang setelah kafenya sepi berbulan-bulan akibat pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, satu aturan yang dibuat pemerintah guna mencegah penularan Covid-19 antar manusia.

"Juga biar gak kecanduan gawai," katanya dalam sebuah obrolan daring dengan Liputan6.com, Selasa (2/2/2021).

Dari mengunggah foto-foto bonsai di akun Facebook, Afif menjadi kenal banyak orang yang sehobi dengannya. Obrolan daring di antara mereka, membuat Afif kian bersemangat menyelami seni bonsai yang ternyata tak semonoton yang dia tahu selama ini.

Maka, Ketika pemerintah melonggorkan aturan PSBB, obrolan daring itu berlanjut dengan kopi darat. Karena yang datang tidak hanya dari Desa Larangan, Kabupaten Pamekasan, tempat tinggal Afif sekarang, dibentuklah satu komunitas berskala nasional yang dinamai Komunitas Muda Seniman Bonsai Indonesia (KOMSBI)

"Kini tak hanya di Pamekasan, komsbi juga sudah terbentuk di Bangkalan dan Sumenep," ujar dia.

Kini bonsai tak hanya sekedar hobi bagi Afif. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura ini kerap diminta jadi pengampu seminar mahasiswa tentang budidaya dan bisnis miniaturisasi tanaman.

"Gak nyangka bakal sejauh ini. Bisa jadi sumber cuan," kata Afif sambil terkekeh.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:


Sejarah Bonsai

aneka bonsai karya Afifudin

Secara singkat, teknik mengerdilkan tanaman ini pertama kali muncul di China oleh para tabib sebagai cara agar bahan obat herbal tetap segar dan mudah digunakan.

Meski kemudian penamaannya sebagai Bonsai memakai Bahasa Jepang karena begitu populer di negeri tirai bambu sebagai hobi di waktu luang para samurai hingga keluarga kerajaan.

Orang Jepang pula yang pertama kali, mengerdilkan pohon besar di alam lewat teknik mencangkok sehingga bisa jadi hiasan meja.

Minat Afif pada bonsai karena pengaruh sang ayah. Tapi, lama-lama ia merasa cara ayahnya membosankan karena hanya fokus pada satu tanaman yaitu pohon lenggundi. Ini membuatnya sempat vakum dari bonsai.

Di bangku kuliah, minat Afif pada bonsai kembali tumbuh ketika mengenal nama Robert Steven, master bonsai Indonesia yang mendunia.

Dari Robertlah, minat Afif pada bonsai menjadi lebih punya visi untuk menciptakan karya. Sebab, selalu ada alasan di balik tumbuhnya pohon di alam.

Tumbuhnya pohon pasti dipengaruhi letak sumber airnya, arah sinar mataharinya, anginnya, serta faktor ekternal lain akan memengaruhi bentuk pohon.

"Kini, tiap kali membuat bonsai, saya selalu berusaha semirip mungkin dengan kondisi aslinya di alam dan itu sulit," ucap Afif.

Untuk memudahkan orang belajar bonsai, Afif membuat satu chanel di Youtube. dan dengan malu-malu dia menunjukkan email cinta dari Google yang mengabarkan bahwa akunnya telah disetujui untuk monetisasi. Dan dia tidak sabar menunggu bayaran pertama dari Mbah Google.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya