Liputan6.com, Jakarta - Adu kuat antara investor ritel dan hedge fund memasuki babak baru. Kini giliran logam mulia perak yang mencetak rekor harga tertinggi dalam delapan tahun terakhir sebagai akibat aksi borong perak yang dilakukan investor ritel.
Pada perdagangan Senin kemarin, harga perak sempat menyentuh harga USD 30 per ons, yang merupakan tertinggi sejak 2013 sebelum akhirnya kembali melemah ke angka USD 28,82 per ons. Seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (2/2/2021), secara keseluruhan atau sejak pekan lalu harga perak telah naik lebih dari 10 persen, dan kenaikan terbesar pada Senin.
Advertisement
Tren ini dipengaruhi oleh aksi koleksi yang dilakukan oleh investor ritel pengguna Reddit di grup WallStreetBets atau biasa disebut Reddit Army yang menyerukan tagar #silversqueeze. Hal ini memicu tingginya permintaan terhadap perak karena adanya potensi kenaikan harga logam mulia tersebut.
Tren reli ini bukan hanya terjadi pada perdagangan perak, namun juga merembet ke saham dari perusahaan penambang perak. Dikutip dari CNN Business, Saham penambang logam mulia yang berbasis di Chicago, Coeur Mining (CDE) menguat lebih dari 20 persen, sementara perusahaan tambang perak asal Kanada, Pan Am Silver (PAAS) ikut naik 11 persen.
Meski terjadi tren kenaikan dalam skala besar-besaran pada harga perak dan saham penambang perak, analis dan editor di TF Metals Report seperti dikutip dari The Guardian menyebut aksi borong perak yang dilakukan investor ritel tidak akan berdampak seburuk yang terjadi pada GameStop. Pasar perak dianggap lebih besar dibanding saham GameStop yang merupakan entitas tunggal.
"Itu sulit dilakukan terhadap perak karena ini adalah pasar yang besar dan entitas yang memiliki posisi terdekat adalah perbankan dan mereka berkantong tebal."
Bermula dari Shaam GameStop
Fenomena yang terjadi pada harga perak bermula dari aksi besar-besaran borong saham GameStop oleh investor ritel yang tergabung dalam sebuah grup di Reddit bernama WallStreetBets.
Dikutip dari NBC News, Saham perusahaan video game tersebut melonjak sampai 8.000 persen dalam satu semester. Dari yang sempat hanya seharga USD 4, usai diborong investor ritel sahamnya sempat menyentuh USD 450 per lembar saham.
Aksi borong saham ini dilakukan investor ritel sebagai upaya tandingan terhadap Hedge Fund yang berusaha mengambil untung lewat aksi Short Selling atau transaski jual kosong pada saham GameStop.
Bukannya untung, para Hedge Fund yang juga di dalamnya ada nama besar Melvin Capital berbalik merugi karena investor ritel membuat harga saham berkode emiten GME ini bukannya turun justru naik tajam.
Salah satu penyedia data, Ortex memprediksikan kerugian yang dialami para Hedge Fund hingga 29 Januari kemarin mencapai USD 19 miliar atau sekitar Rp 267 triliun (dengan kurs 14.052 per dolar AS).
Reporter: Abdul Azis Said
Advertisement
