Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Mariya Mubarika meminta seluruh tenaga kesehatan di Indonesia menggunakan masker medis asli saat menangani pasien. Dia mengingatkan menggunakan masker medis palsu berisiko tertular Covid-19.
"Jangan lupa berusaha lah cari masker asli," katanya dalam talk show yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Selasa (2/2/2021).
Advertisement
Menurut Mariya, saat ini banyak beredar masker palsu. Masker tersebut tidak memiliki lapisan antivirus sehingga Covid-19 bisa menjangkiti tenaga kesehatan meskipun sudah menerapkan protokol kesehatan.
"Sekarang banyak ditemukan masker tanpa lapisan antivirus, masker palsu. Jadi sulit sekali bagi tenaga kesehatan untuk membuktikan ini asli atau tidak," ujarnya.
Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini mengambil contoh kerabat terdekatnya yang terinfeksi Covid-19. Padahal, mereka sudah menggunakan masker dengan benar dan disiplin menerapkan protokol kesehatan lain.
Mariya menduga, mereka terinfeksi Covid-19 karena menggunakan masker yang tidak memiliki lapisan antivirus atau masker palsu.
"Banyak sekali teman saya pakai masker dan sangat tepat menerapkan protokol kesehatan tapi dia terinfeksi (Covid-19). Khawatir (mereka) membeli masker yang tidak baik," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jumlah Nakes yang Gugur
Sebelumnya, Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melaporkan jumlah tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat Covid-19 selama pandemi Covid-19 di Indonesia. Sejak 2 Maret hingga 27 Januari 2021, sebanyak 647 tenaga kesehatan meninggal dunia.
Dari 647 tenaga kesehatan meninggal dunia, 289 di antaranya merupakan dokter. Sementara itu, 27 orang merupakan dokter gigi, 221 perawat, 84 bidan, 11 apoteker dan 15 tenaga laboratorium medik.
"Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 161 dokter umum (4 guru besar), 123 dokter spesialis (12 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 26 IDI Wilayah (provinsi) dan 116 IDI Cabang (Kota/Kabupaten)," demikian bunyi keterangan pers Tim Mitigasi PB IDI yang diterima merdeka.com, Kamis (28/1).
Ratusan tenaga kesehatan meninggal dunia akibat Covid-19 ini tersebar di 30 provinsi di Indonesia. Rinciannya, Jawa Timur 56 dokter, 6 dokter gigi, 89 perawat, 4 tenaga lab medik dan 33 bidan. DKI Jakarta 43 dokter, 10 dokter gigi, 25 perawat, 2 apoteker, 3 tenaga lab medik dan 7 bidan.
Jawa Tengah 41 dokter, 2 dokter gigi, 27 perawat, 3 tenaga lab medik dan 2 bidan. Jawa Barat 33 dokter, 4 dokter gigi, 27 perawat, 6 apoteker, 1 tenaga lab medik dan 13 bidan. Sumatera Utara 26 dokter, 1 dokter gigi, 3 perawat dan 9 bidan. Sulawesi Selatan 18 dokter, 7 perawat dan 4 bidan.
Kemudian Banten 12 dokter, 2 perawat dan 4 bidan. Bali 6 dokter, 1 perawat, 1 tenaga laboratorium medik. Aceh 6 dokter, 2 perawat, 1 tenaga lab medik dan 1 bidan. Kalimantan Timur 6 dokter dan 4 perawat. DI Yogyakarta 6 dokter, 2 perawat, 3 bidanRiau 6 dokter, 2 perawat dan 1 bidan.
Selanjutnya, Kalimantan Selatan 5 dokter, 1 dokter gigi dan 6 perawat. Sulawesi Utara 5 dokter, 1 perawat dan 1 bidan. Sumatera Selatan 4 dokter, 1 dokter gigi dan 5 perawat. Kepulauan Riau 3 dokter dan 2 perawat. Nusa Tenggara Barat 2 dokter, 1 perawat, 1 tenaga lab medik dan 1 bidan.
Bengkulu 2 dokter dan 2 bidan. Sumatera Barat 1 dokter, 1 dokter gigi dan 2 perawat. Kalimantan Tengah 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker dan 2 bidan. Lampung 1 dokter dan 2 perawat. Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat. Sulawesi Tenggara 1 dokter, 2 dokter gigi dan 1 perawat. Sulawesi Tengah 1 dokter dan 1 perawat.
Papua Barat 1 dokter. Bangka Belitung 1 dokter. Papua 2 perawat dan 1 bidan. Nusa Tenggara Timur 1 perawat. Kalimantan Barat 1 perawat, 1 apoteker dan 1 tenaga lab medik serta Jambi 1 apoteker.
DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat. Serta 1 dokter masih dalam konfirmasi verifikasi.
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement