Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury mengatakan tidak semua bahan baku industri kendaraan listrik berbasis baterai dimiliki Indonesia. Namun sebagian besar bahan bakunya seperti nikel, alumunium dan tembaga ada di Indonesia.
"Pertambangan terkait dengan nikel dan juga beberapa mineral lain, kobalt, mangan, lithium beberapa kandngan mineral tidak semua tersedia. Tapi yang dominan nikel alumium dan tembaga mineral yang saat ini Indonesia kaya," kata Pahala dalam BUMN Media Talk berjudul EV Battery: Masa Depan Ekonomi Indonesia, secara virtual, Jakarta, Selasa (2/2).
Advertisement
Berbagai produksi pertambangan yang berasal dari bahan-bahan mineral akan dimurnikan dan diproduksi. Seperti nikel sulfat, alumunium sulfat, kobalt sulfat akan dijadikan katod, baterai cell dan pack.
Pahala mengatakan, baterai pack inilah yang akan diproduksi PLN yang menyediakan tenaga listrik. Di masa depan pun, PLN tetap memainkan peran strategisnya dengan memanfaatkan 6 ribu SPBU yang ada saat ini.
"PLN punya 6.000 SPBU akan jadi pemain yang akan cukup aktif bekerja sama dengan MIND ID, Antam karena PLN bangun ev battery dan ebt (energi baru terbarukan) secara terintegrasi dan berkelanjutan," kata dia.
PLN juga saat ini sedang membangun fasilitas produksi energi dengan memanfaatkan EBT. EBT pun nantinya juga bisa diprodukso di rumah tangga, gedung sehingga membutuhkan storage sistem yang bisa digunakan penggunanya saat dibutuhkan.
Berbagai skema ini tentunya kata Pahala akan menarik perhatian para investor asing. Lalu, mereka akan membangun industri baterai yang terintegrasi. Sebab, Indonesia memiliki sumber daya dan pasar yang menjanjikan.
"Indonesia pemilik pasar dan pemilik hulu yang menarik sehingga dia (investor) mau investasi," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Intip Persiapan PLN Kembangkan Industri Baterai Kendaraan Listrik
Indonesia berambisi mengembangkan industri baterai kendaraan listrik terintegrasi dari hulu ke hilir, dan menjadi pemain global. PT PLN (Persero) dalam rencana ini memiliki peran di hilir sebagai penyuplai listrik.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Zulkifli Zaini, mengatakan keteribatan PLN dalam rencana ini salah satunya adalah memastikan ketersediaan suplai listrik melalui pengembangan pembangkit 35 GW. Seiring dengan bertambahnya kendaraan listrik di Indonesia nanti, maka kebutuhan listrik sebagai sumber pengisian daya akan semakin meningkat.
"Kami diminta memastikan ketersediaan suplai listrik melalui pengembangan pembangkit 35 GW, dari situ kita akan memiliki electricity supply (pasokan listrik) yang digunakan untuk battery charging station," jelas Zulkifli dalam konferensi pers virtual pada Selasa (2/2/2021).
PLN juga turut mengembangkan industri baterai kendaraan listrik melalui holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama dengan Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Masing-masing perusahaan BUMN ini memiliki besaran porsi saham yang sama.
Selain itu, PLN juga mengembangkan skema model bisnis Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Proyeksi jumlah SPKLU pada 2021 sebanyak 190, dan jumlahnya akan semakin meningkat hingga 2031 mencapai 31.866.
"Kami mengembangkan untuk SPKLU dan SPBKLU, itu ada skema model bisnisnya sehingga kendaraan-kendaraan berbasis listrik ke depan itu bisa didukung dengan charging station yang ada di luar rumah maupun di dalam rumah," jelas Zulkifli.
PLN pada bulan lalu juga mengembangkan aplikasi E-mobility (Charge.In) untuk pemilik kendaraan listrik, serta memberikan diskon 30 persen tarif rumah tangga untuk pengisian daya kendaraan listrik.
"Kami di PLN dan rekan-rekan BUMN lain berusaha agar pengembangan industri baterai kendaraan listrik ini menjadi sebuah industri masa depan Indonesia," tutur Zulkifli.
Advertisement
Masuk Rantai Produksi Tesla, Begini Komentar Antam
Melalui laporan Tesla Conflict Minerals Report, diketahui sejumlah perusahaan smelter dari seluruh dunia yang masuk rantai produksi Tesla, termasuk perusahaan BUMN, PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Menanggapi hal tersebut, Antam mengaku sangat terbuka menjalin kemitraan dengan partner strategis tak terkecuali Tesla yang disebut-sebut akan berinvestasi di Indonesia dalam waktu dekat.
"Terkait dengan hal ini, pada prinsipnya Perusahaan terbuka dalam menjalin kemitraan dengan partner strategis berdasarkan profitabilitas menguntungkan dalam mengembangankan proyek-proyek hilirisasi, baik nasional maupun internasional," kata SVP Corporate Secretary, Kunto Hendrapawoko kepada Liputan6.com, ditulis Rabu, (27/1/2021).
Selain itu, Antam juga menyebut bila kerja sama dengan mitra yang memiliki akses teknologi menjadi salah satu cara perusahaan mengembangkan mineral olahan yang dimiliki.
"Terutama mitra kerja yang memiliki akses terhadap teknologi, kapabilitas akses market, dan pendanaan untuk mengembangkan produksi mineral olahan baru dari cadangan yang yang dimiliki Perusahaan," ujar dia.