Liputan6.com, Jakarta - Huawei dikabarkan bakal memperkenalkan penerus smartphone layar lipatnya, Mate X, pada tahun 2021. Informasi ini diketahui dari seorang leakster di Weibo.
Mengutip informasi dari GSM Arena, Rabu (3/2/2021), smartphone ini disebut memiliki nama Huawei Mate X2. Sama seperti pendahulunya yang diperkenalkan pada Februari 2019, Huawei akan memperkenalkan smartphone ini pada Februari 2021.
Bocoran itu juga menyebut Huawei Mate X2 akan menggunakan chipset Kirin 9000. Huawei juga dilaporkan bakal melakukan perubahan desain dan meningkatkan teknologi yang ada di dalamnya.
Baca Juga
Advertisement
Smartphone ini disebut telah mendapat sertifikasi dari TENAA, otoritas sertifikat untuk perangkat teknologi di Tiongkok. Kabarnya, Huawei Mate X2 akan memiliki layar berukuran 8 inci.
Kendati demikian, belum dapat dipastikan seperti apa form factor dari smartphone ini. Salah satu laporan menyebut Huawei akan menyertakan layar sekunder yang ada di luar, saat smartphone dilipat.
Apabila rumor ini benar, desain smartphone anyar Huawei ini bisa dikatakan mirip dengan Galaxy Fold. Namun mengingat bocoran ini belum dikonfirmasi, menarik untuk menunggu pengumuman resmi dari perusahaan.
Huawei Mate X2 Kantongi Sertifikasi TENAA
Untuk diketahui, berbagai bocoran paten mengenai Huawei Mate X2 sebenarnya sudah muncul sejak tahun lalu. Bahkan, perangkat ini telah mendapatkan serifikasi 3C di Tiongkok.
Berdasarkan informasi sertifikasi tersebut, kedua ponsel ini dengan nomor model TET-AN00 dan TET-AN10 sudah mendukung teknologi 5G dan fast charging 66W baru milik Huawei.
Ponsel ini tampil dengan layar berukuran 8,3 inci dan refresh rate 120Hz beresolusi 2480 x 2220 piksel.
Untuk kamera, ada dua kamera 40MP dengan kemampuan zoom optikal 3x. Ponsel layar lipat Huawei ini juga sudah berjalan dengan Android 10 dengan balutan EMUI 11.
Advertisement
Huawei Terlempar dari Daftar Vendor Smartphone dengan Pengapalan Tertinggi
Huawei (termasuk Honor) terlempar dari daftar vendor smartphone dengan pengapalan tertinggi secara global.
Menurut laporan perusahaan riset pasar Canalys, Huawei hanya berhasil menempati posisi keenam pada Q4 2020 dengan 32,0 juta smartphone terkirim.
Angka ini menjadi catatan buruk untuk pertama kalinya bagi perusahaan dalam enam terakhir karena ia harus terlempar dari daftar 5 besar tersebut.
"Huawei secara dramatis surut di sebagian besar pasar sebagai akibat dari sanksi Amerika Serikat," ujar Analis Riset Canalys Amber Liu dikutip dari laporan perusahaan, Selasa (2/2/2021).
Terlepas dari itu, menurut Liu, keputusan perusahaan untuk melepaskan Honor mungkin saja penting karena Honor tidak terikat oleh pembatasan yang sama dan pasokan komponen akan dilanjutkan.
"Meskipun demikian, Honor memiliki tantangan besar di depan. Ia perlu mendefinisikan ulang mereknya, dari demografi muda hingga menangani pasar premium dan massal," tutur Liu lebih lanjut.
Dia juga menilai Honor perlu memperluas jangkauan produknya. Tak kalah penting, perusahaan perlu masuk kembali ke kanal penjualan yang telah menandatangani kesepakatan multitahun dengan para kompetitor.
"Misalnya, di kanal penjualan seperti operator jaringan Eropa, proses orientasi vendor dapat memakan waktu lebih dari enam bulan. Karena itu, Honor diperkirakan tidak akan mengambil kembali pangsa pasar substansial dalam waktu dekat."
(Dam/Why)