Liputan6.com, Kabul- Setidaknya tiga orang tewas dan tujuh lainnya mengalami luka-luka akibat serangkaian ledakan bom mobil di Kabul, Afghanistan Selasa (2/1/2021).
Insiden ledakan bom itu terjadi menyusul seruan negara-negara Barat terhadap Taliban untuk mengakhiri gelombang kekerasan yang dibantah oleh kelompok tersebut.
Advertisement
Mengutip The Straits Times dan AFP, Rabu (3/2/2021) juru bicara kepolisian Kabul mengatakan bahwa ledakan itu menghantam sebuah mobil SUV dan menewaskan dua orang, dan seorang ulama, bernama Mohammad Atif.
Dua ledakan lain di kota itu, yang menyebabkan luka-luka, masing-masing menargetkan sebuah mobil jip dari pasukan anti-narkotika dan kendaraan sipil.
Ketiga insiden ledakan itu disebabkan oleh bom yang ditempelkan di sebuah mobil, menurut polisi setempat.
Bom tersebut diketahui ditempel di salah satu mobil yang dikendalikan dari jarak jauh.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kekerasan Landa Afghanistan dalam Beberapa Bulan
Dalam beberapa bulan terakhir, kekerasan mematikan telah melanda Afghanistan - terutama di Kabul, dengan serangan yang terjadi hampir setiap hari terhadap pejabat pemerintah, personel keamanan, jurnalis, dan warga Afghanistan terkemuka lainnya.
Secara terpisah, satu kendaraan polisi menjadi sasaran serangan di utara Kabul di provinsi Parwan, tetapi ledakan itu tidak menimbulkan korban, menurut polisi setempat.
Pembicaraan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan telah dilakukan pada September 2020 lalu di Qatar, namun kemajuannya lambat.
Sementara itu, pemerintahan baru Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan akan meninjau kembali kesepakatan penting yang dibuat Washington dengan Taliban pada 2020 lalu, menyusul tuduhan meningkatnya kekerasan oleh kelompok tersebut.
Advertisement