Terbaru, Vaksin Sputnik V Rusia 91,6 Persen Efektif Melawan COVID-19

Lampu hijau diberikan kepada vaksin Sputnik V buatan Rusia yang dinilai efektif 91,6 persen melawan COVID-19

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 03 Feb 2021, 06:56 WIB
Foto yang diabadikan pada 15 September 2020 ini menunjukkan vaksin COVID-19 bernama "Sputnik V" milik Rusia dalam uji klinis tahap tiga di Moskow, Rusia. (Xinhua/Alexander Zemlianichenko Jr)

Liputan6.com, Moskow - Para ilmuan menyatakan bahwa vaksin Sputnik V buatan Rusia efektif 91,6 persen melawan COVID-19, berdasarkan hasil tinjauan sejawat (peer-reviewed) dari uji coba Fase III yang diterbitkan dalam jurnal medis internasional The Lancet pada Selasa, 2 Februari 2021, waktu setempat.

Para ilmuan mengatakan bahwa hasil uji coba Fase III berarti dunia memiliki senjata efektif lain untuk melawan pandemi Virus Corona mematikan, dan sampai batas tertentu keputusan Moskow untuk meluncurkan vaksin sebelum data akhir dirilis adalah keputusan tepat.

Hasilnya, yang disusun Gamaleya Institute di Moskow yang mengembangkan dan menguji vaksin Sputnik V, sejalan dengan data kemanjuran yang dilaporkan pada tahap awal uji coba yang telah berjalan di Moskow sejak September 2020.

Dalam komentar yang dibagikan The Lancet, Profesor dari University of Reading, Ian Jones, dan Profesor dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, Polly Roy, mengatakan, pengembangan vaksin Sputnik V telah dikritik lantaran tergesa-gesa sebagai jalan singkat semata, dan tidak adanya transparansi.

Namun, hasil yang dilaporkan telah membuktikan bahwa prinsip dalam pengembangan vaksin tersebut sangat jelas.

"Hasil yang dilaporkan di sini jelas dan prinsip ilmiah vaksinasi telah dibuktikan," kata para ilmuan yang tidak terlibat dalam penelitian vaksin Sputnik V, seperti dikutip dari situs Channel News Asia pada Rabu, 3 Februari 2021.

Vaksin ini sekarang dapat bergabung dengan vaksin lain dalam perjuangan untuk memerangi Virus Corona penyebab COVID-19.

Hasilnya didasarkan pada data dari 19.866 sukarelawan, seperempat di antaranya menerima plasebo, kata para peneliti, yang dipimpin Denis Logunov dari Gamaleya Institute, dalam The Lancet.

Sejak uji coba di Moskow dimulai, ada 16 kasus gejala COVID-19 yang tercatat di antara orang yang menerima vaksin, dan 62 di antara kelompok plasebo, kata para ilmuan.

Ini menunjukkan bahwa rejimen dua dosis vaksin Sputnik V, dua suntikan berdasarkan dua vektor adenovirus yang berbeda, diberikan dengan selang waktu 21 hari dan 91,6 persen efektif melawan gejala COVID-19.

Simak Video Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya