Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan kerja ke Stasiun Pasar Senen, Rabu (3/2/2021).
Bersama Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro, Menhub meninjau penerapan alat screening virus Covid-19 buatan anak bangsa GeNose kepada calon penumpang Kereta Api (KA).
Advertisement
"Kami selaku regulator dari kegiatan transportasi kami memastikan adanya safety. Sekarang ini juga memastikan prokes harus dijalankan, kita harus memastikan mereka yang melakukan perjalanan aman dari Covid-19," ujar Menhub di Stasiun Pasar Senen.
Dalam kesempatan yang sama Menristek Bambang membeberkan kelebihan GeNose. Selain nyaman dipakai, GeNose juga mudah dioperasikan karena menggunakan perangkat komputer.
"Dan tentunya cepat hasilnya, dari beberapa penumpang membutuhkan waktu kurang dari 3 menit," kata Bambang
Adapun, mesin GeNose ini dipatok seharga Rp 60 juta tapi dapat dipakai 100 ribu kali tes dengan biaya Rp 20 ribu per tesnya. "Sangat memudahkan penumpang tanpa memberatkan uang yang dikeluarkan," kata Bambang.
Alat pendeteksi Covid-19 berbasis embusan napas ini juga telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI dan siap dipasarkan, dengan izin edar bernomor Kemenkes RI AKD 20401022883.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penumpang Kereta Api Wajib Puasa 30 Menit Sebelum Tes GeNose
Peneliti GeNose Dr. Dian K Nurputra menghimbau agar calon penumpang kereta api untuk berpuasa selama 30 menit hingga 1 jam sebelum melakukan test GeNose. Tujuannya agar hasil yang diperoleh lebih efektif.
“Sebagaimana pemeriksaan alat kesehatan, harus persiapan dulu dengan cara puasa makan, minum, dan merokok minimal 30 menit sampai 1 jam sebelum di tes. Setelah puasa barulah bisa dites menggunakan GeNose,” kata Dr. Dian dalam LIVE Instagram @kemenhub151, Senin (1/2/2021).
Kemudian pasien akan diberikan kantong plastik khusus untuk menghembuskan nafas seperti meniup balon. Barulah nafas tersebut akan dianalisis menggunakan alat GeNose. Dr. Dian menegaskan kantong plastic yang digunakan 1 kali pakai sehingga kebersihannya terjaga.
Terkait akurasi, Dr. Dian mengatakan tingkat akurasi sampel populasi penelitian berbeda-beda. Misalnya ketika GeNose dilakukan uji klinis kepada pasien covid-19 yang telah diketahui hasilnya, akurasinya itu mencapai 97 persen.
Tapi untuk akurasi populasi bebas yang nanti akan diterapkan di 2 Stasiun Kereta Api Senen Jakarta dan Tugu Yogyakarta, maka tingkat akurasinya lebih bervariasi, bisa 92 persen, 94 persen, dan lainnya sebagaimana keadaan pasien yang tes.
Jika memang pasien tersebut diduga positif covid-19, maka pasien yang merupakan calon penumpang Kereta Api itu tidak diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan. Hal itu bertujuan untuk mencegah penularan covid-19 dengan penumpang lain.
Adapun Dr. Dian menegaskan, GeNose sudah melalui serangkaian uji tes. Maka dari itu, alat ini dinilai efektif untuk mengetahui secara dini seseorang terkena Covid-19 atau tidak.
“Ini berbeda dengan alat Kesehatan lainnya kita basisnya Artificial Intelligence (AI), kita menggunakan data base untuk melatih agar lebih pintar dalam membaca data,” katanya.
Namun, calon penumpang atau pasien tidak hanya mengandalkan tes GeNose saja. karena GeNose sifatnya screening, tetap komparatornya dengan PCR. Sebab pemeriksaannya GeNose dan PCR itu berbeda.
“Kalau GeNose memeriksa metabolisme, sedangkan PCR yang diperiksa partikel virusnya sendiri,”pungkasnya.
Advertisement
KAI Bakal Gunakan GeNose per 5 Februari 2020, Berapa Biayanya?
PT KAI akan menghadirkan layanan GeNose Test di Stasiun untuk screening Covid-19 pada pelanggan KA Jarak Jauh mulai 5 Februari 2021 di Stasiun Pasar Senen dan Yogyakarta.
“Dengan Genose C19, calon penumpang akan lebih dimudahkan karena harganya yang terjangkau, serta memiliki akurasi sebesar 93-95 persen,” kat EVP Corporate Secretary KAI Dadan Rudiansyah, dalam keterangannya Minggu (31/1/2021).
Kata Dadan, produk GeNose C19 memiliki keunggulan dalam hal kecepatan dalam mengetahui hasil tes dibandingkan dengan rapid test antigen dan swab test/PCR. Hanya memerlukan waktu selama kurang lebih 3 menit, hasil sudah keluar.
Adapun GeNose C19 adalah alat screening Covid-19 inovasi dari Universitas Gadjah Mada yang memiliki keunggulan yaitu murah, cepat, dan akurat.
Penggunaan alat ini meniru cara kerja hidung manusia dengan memanfaatkan sistem penginderaan (larik sensor gas) dan kecerdasan buatan (Artificial intelligence) dalam membedakan pola senyawa yang dideteksi.
Kemudian, GeNose C19 melakukan screening melalui hembusan nafas pasien Covid-19 dan merupakan perangkat GeNose yang dikombinasikan dengan software Artificial intelligence yang terlatih untuk membedakan sampel nafas yang diduga positif Covid-19 atau negatif Covid-19.
“Alat GeNose C19 sendiri telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan No Kemenkes RI AKD 20401022883 serta ditetapkan sebagai syarat kesehatan bagi individu yang melakukan perjalanan melalui Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 No 5 Tahun 2021 dan Surat Edaran Kementerian Perhubungan No 11 Tahun 2021,” jelas Dadan.
Dadan menyebut penyediaan layanan GeNose Test di stasiun merupakan bentuk peningkatan pelayanan kepada pelanggan serta wujud komitmen KAI, untuk mendukung program pemerintah dalam menerapkan disiplin protokol kesehatan yang ketat pada moda transportasi umum.
Selain itu, penggunaan produk dalam negeri yang merupakan karya anak bangsa ini juga merupakan dukungan KAI pada kampanye Bangga Buatan Indonesia yang sedang digalakan pemerintah pada masa Pandemi Covid-19.
“KAI mendukung penuh penggunaan GeNose Test di layanan kereta api. Tujuannya untuk menjadikan kereta api sebagai moda transportasi yang selamat, aman, nyaman, dan sehat sampai di tujuan,” pungkasnya.
Infografis GeNose, Alat Deteksi Cepat Covid-19 Karya Anak Bangsa
Advertisement