Moncernya Saham Widodo Makmur Unggas Saat Perdagangan Perdana

Berikut sejumlah hal terkait pencatatan perdana saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Feb 2021, 10:23 WIB
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Widodo Makmur Unggas Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa, 2 Februari 2021. Perseroan mencatatkan saham perdana di papan utama dengan kode saham WMUU. 

Jumlah saham yang dicatatkan 12,94 miliar saham terdiri dari saham pendiri sebanyak 11 miliar saham dan penawaran umum saham perdana termasuk employee stock allocation (ESA) sebesar 1,94 miliar saham.

Jumlah saham yang ditawarkan ke publik 1,94 miliar  itu setara 15 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran saham perdana.

Harga penawaran umum saham perdana Rp 180 dengan nilai nominal saham Rp 50. Total dana yang diraup dari hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 349,41 miliar.

Berikut sejumlah hal terkait pencatatan perdana saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk yang dirangkum Rabu, (3/2/2021):

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Saham WMUU Moncer di Perdagangan Perdana

Pekerja terlihat di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengutip data RTI, saham WMUU melonjak 34,44 persen ke posisi Rp 242 per saham pada perdagangan Selasa. Saham WMUU dibuka naik Rp 20 ke posisi Rp 200 per saham dari harga saham perdana Rp 180.

Saham WMUU sempat berada di level tertinggi Rp 242 dan terendah Rp 187 per saham. Adapun total frekuensi perdagangan saham 52.727 kali dengan nilai transaksi Rp 230,4 miliar.


Masuk Jajaran Saham Syariah

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham WMUU juga masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) berdasarkan surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam surat tersebut, OJK telah menerbitkan satu keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan penetapan Efek Syariah. Yaitu Keputusan Nomor: KEP-03/D.04/2021 tentang Penetapan Saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk sebagai Efek Syariah pada tanggal 22 Januari 2021.


Siapkan Belanja Modal Rp 1,5 Triliun

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

WMUU menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,5 triliun pada 2021. Angka ini lebih kecil dibandingkan rencana sebelumnya sebesar Rp 1,9 triliun.

Direktur Utama WMU, Ali Mas’adi mengatakan, walau turun dari angka sebelumnya, WMUU optimistis untuk tetap mencapai kinerja yang positif pada 2021.


Perseroan Bakal Terbitkan Obligasi pada Akhir 2021

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas di Jakarta, Rabu (14/11). Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin atau 0,39% ke 5.858,29. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk memenuhi anggaran belanja modal tahun 2021, perseroan menghimpun dana dari beberapa sumber. Salah satu sumber belanja modal tersebut diperoleh dari IPO.

"Jadi dana dari rising fund yang kita punya itu akan kita dedikasikan sepenuhnya untuk capex spending dan modal kerja. Sisanya itu kita kaan obligasi pada Q4 atau Q3,” kata Komisaris Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Tumiyana.

Selain itu, Tumiyana juga menjelaskan perseroan akan melakukan refinancing terhadap rumah potong yang ada di Wonogiri. Serta dana kas internal perseroan yang berasal dari holding dalam bentuk pinjaman sementara.


Rasio Keuangan

Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada posisi tersebut, menurut Tumiyana, rasio keuangan perusahaan masih sangat bagus. Hingga akhir 2021, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) diperkirakan di angka 1,9 kali-2 kali.

Jumlah pinjaman dibandingkan modal sendiri (gearing ratio) antara 0,9 kali sampai 0,95 kali. Kinerja Perseroan juga akan terus tumbuh dengan menaikkan kapasitas rumah potong hewan unggas sebanyak 25.500 ekor per jam. 

"Jadi kaidah keuangan itu masih kita penuhi dengan asumsi capex Rp 1,5 triliun. Nanti di tahun 2022 seiring dengan peningkatan kapasitas maka total capex spending masih bisa landing lagi," ujar dia.


Rencana Ekspor

Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menanggapi rencana ekspor, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Tri Mahawijaya Herlambang menyatakan, Perseroan akan merealisasikan rencana ekspor ke negara tetangga pada 2021. Apalagi kelengkapan dokumen dan fasilitas produksi yang telah dibangun berstandar dan bersertifikat internasional. 

"Paling tidak di kuartal II atau III, kita sudah mulai ekspor ke negara tetangga," imbuhnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya