Bank Mandiri Proyeksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,43 Persen di 2021

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi memperkirakan ekonomi tahun ini tumbuh di 4,43 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2021, 12:03 WIB
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski membaik, namun pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 masih tetap minus. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi memperkirakan ekonomi tahun ini tumbuh di 4,43 persen. Pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang diperkirakan minus 1,77 persen.

“Ekonomi kami perkirakan pulih tahun ini, dengan pertumbuhan 4,43 persen,” ujar Darmawan dalam Mandiri Investment Forum secara virtual, Rabu (3/2).

Dia melanjutkan, perekonomian akan didorong oleh investasi. Laju investasi di dalam negeri diperkirakan tumbuh 4 persen tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. “Pertumbuhan akan didorong oleh laju investasi,” katanya.

Pertumbuhan investasi akan berasal dari berbagai sektor. Mulai dari surat berharga negara (SBN), pasar modal, hingga investasi langsung (direct investment).

Adapun terdapat lima sektor yang menjadi sumber pertumbuhan investasi di Indonesia tahun ini. Yaitu sektor infrastruktur, kesehatan, pendidikan, komunikasi, dan manufaktur.

Reoporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ekonom Prediksi Ekonomi Indonesia Cuma Tumbuh 3 Persen di 2021

Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemerintah menargetkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen di tahun 2021. Hal itu sejalan dengan proyeksi pertumbuhan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional.

Menanggapi, Ekonom sekaligus Direktur INDEF Tauhid Ahmad, mengatakan target tersebut akan berat untuk dicapai. Lantaran kasus covid-19  masih melonjak. Namun ia memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 di kisaran 3 persen.

“Berat ya, faktor utama sebenarnya semua orang sudah tahu bahwa covid-19 di Indonesia ini semakin besar. Pemerintah sudah PPKM diperpanjang ternyata covid-19 nya makin tinggi,” kata Tauhid Ahmad saat dihubungi oleh Liputan6.com, Selasa (2/2/2021).

Namun Tauhid melihat dari statement Presiden Joko Widodo  (Jokowi) yang mengatakan untuk mengedepankan aspek Kesehatan dalam penanganan pandemi covid-19 dibanding ekonomi. Sebab menurut Presiden Joko Widodo, jika sektor Kesehatan cepat pulih maka secara tidak langsung sektor ekonomi juga pulih.

“Bahkan pak Presiden sampaikan tidak apa-apa ekonomi turun sekarang, yang penting covid-19 nya bisa turun. Situasi itu akan tergambarkan dengan statement itu,” katanya.

Dilihat dari perkembangan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur dan indeks keyakinan konsumen. Tauhid mengindikasikan PMI sudah mulai bergerak diangka 50 persen. Kendati begitu, angka tersebut belum memenuhi target yang diinginkan Pemerintah, yang artinya belum sepenuhnya normal.

“Ini tentu akan menjadi tanda. Jadi memang untuk full tahun ini kita memproyeksikan 3 persen pertumbuhannya, karena persoalan dari covid-1 itu sendiri,” kata Tauhid.

Apalagi vaksin baru tersalurkan sebanyak 1 juta botol vaksin. Meskipun sekarang distribusi vaksin dan proses vaksinasi sedang dilakukan, menurut Tauhid hal itu masih belum berpengaruh dalam menangani pandemi covid-19.

“Sekarang sudah diedarkan vaksinnya tapi tidak berpengaruh, terlihat dari jumlah kasus masih lebih tinggi. Saya kira sampai akhir tahun 2021 masih menjadi kendala kita dalam distribusi vaksin bahwa dari sisi ekonomi potensi pemulihan ekonominya tidak akan maksimal tahun ini,” pungkasnya.


5 Kebijakan yang Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski pertumbuhan ekonomi masih di level negatif, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setidaknya ada perbaikan di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan lima langkah kebijakan pemerintah yang mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional. Salah satunya adalah pembukaan sektor produktif dan aman secara nasional maupun di masing-masing daerah.

"Sektor-sektor yang mulai bisa dibuka dan bisa bekerja termasuk manufaktur, dilakukan baik secara nasional maupun masing-masing daerah," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di secara virtual, Senin (1/2/2021).

Kebijakan lain yang turut menopang tren pemulihan ekonomi domestik yakni percepatan dari realisasi kebijakan fiskal terutama sisi belanja negara. Selain itu peningkatan dan pertumbuhan kredit perbankan dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran.

Tak hanya itu, keberlanjutan stimulus moneter dan makroprudensial serta percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan untuk UMKM juga menjadi kekuatan daya dobrak ekonomi nasional.

"Prospek perekonomian ini akan memerlukan berbagai dukungan kebijakan baik untuk akselerasi pemulihan maupun yang sifatnya address atau perbaiki kondisi fundamental atau struktural perekonomian. Hal ini tercermin dari perbaikan dan pelaksanaan UU Cipta Kerja," jelas dia.

Dia mengharapkan, dengan dukungan atau akselerasi dari seluruh stakeholder maka akan tercipta sumber pertumbuhan baru melalui peningkatan produktivitas. Dan juga akan tingkatkan nilai tambah dari sektor-sektor produksi serta integrasi antar sektor dan antar wilayah yang akan menciptakan pertumbuhan ekonomi lebih inklusif.

"KSSK akan terus dukung percepatan pemulihan ekonomi lewat sinergi kebijakan dan instrumen yang digunakan. Upaya yang diwujudkan KSSK adalah melakukan formulasi kebijakan yang kemudian kita letakkan sebagai paket terpadu dalam rangka kami semua bisa meiningkatkan pembiayaan bagi dunia usaha yang segera pulih dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi," jelas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com  


Infografis Indonesia Masuk Resesi Ekonomi

Infografis Indonesia Masuk Resesi Ekonomi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya