Liputan6.com, Jakarta - Lima tahun terakhir, Facebook mendominasi bisnis aplikasi pesan dengan produk Facebook Messenger dan WhatsApp. WhatsApp dibeli Facebook pada 2014.
Selama itu pula, pemain lain seperti Telegram dan Signal dalam tahap biasa-biasa saja dan kalah jauh di belakang Messenger dan WhatsApp. Namun semuanya berubah sepanjang beberapa bulan terakhir, terutama setelah WhatsApp mengumumkan update kebijakan privasinya.
Advertisement
Berdasarkan data Apptopia, jumlah unduhan bulanan Telegram dan Signal meroket sejak Oktober 2020. Bahkan pada Januari 2021, jumlah unduhan bulanan Telegram dan Signal disebut-sebut telah melampaui popularitas aplikasi pesan milik Facebook.
Mengutip laporan Fortune, Rabu (3/2/2021), pertumbuhan angka download untuk Signal mengalami kemajuan signifikan, dari sekitar 1,2 juta unduhan pada tahun 2020 ke hampir 30 juta unduhan per akhir Januari 2021.
Grafik data Apptopia yang disarikan Fortune memperlihatkan, sepanjang Oktober 2020-Januari 2021, unduhan Signal mencapai hampir 28,8 juta, unduhan Telegram 39,8 juta, WhatsApp 27,9 juta, dan Facebook Messenger 'hanya' 12,7 juta unduhan.
Popularitas Telegram dan Signal membuat jumlah unduhannya mencapai lebih dari 2 juta unduhan per hari pada satu periode di bulan Januari 2021.
Pengguna WhatsApp dan Messenger Masih Lebih Besar
Kendati demikian, jumlah orang yang memakai Messenger dan WhatsApp tiap harinya masih jauh lebih tinggi.
Menurut Apptopia, Messenger digunakan secara aktif per hari oleh 570 juta orang dan WhatsApp dipakai 1,3 miliar pengguna aktif per hari. Sementara, Telegram digunakan 46 juta pengguna aktif harian dan Signal 13 juta pengguna aktif harian.
Fortune melaporkan, alasan utama jumlah unduhan Telegram dan Signal tiba-tiba melesat masih belum jelas. Namun hal ini diduga erat kaitannya dengan keputusan Facebook untuk menggabungkan data dari WhatsApp dengan Facebook, dalam hal operasi bisnis periklanannya.
Khusus untuk Signal, aplikasi ini meroket jumlah unduhannya setelah pada sebelumnya sempat dipromosikan oleh CEO Tesla Elon Musk melalui Twitter. Cuitan tersebut juga sempat di-retweet oleh CEO Twitter Jack Dorsey.
Advertisement
Terkenal dengan Fitur Privasi
Kedua aplikasi ini dikenal karena fitur privasinya. Misalnya adanya kemampuan untuk menghapus pesan setelah dibaca penerima, dan dukungan fitur enkripsi end-to-end, di mana penegak hukum atau perusahaan pun tidak bisa mengakses konten pesan di dalamnya.
Signal sendiri diluncurkan pada 2014 oleh Moxie Marlinspike. Ia merupakan programer sekaligus mantan karyawan Twitter yang melengenda di kalangan pendukung privasi.
Sementara itu, Telegram dirilis setahun sebelumnya, yakni 2013 oleh Pavel Durov.
Signal sebelumnya telah menerima banyak perhatian pada 2017, yakni di awal pemerintahan Donald Trump. Saat itu disebutkan kalau banyak staf di Gedung Capitol Hill mulai memakai Signal untuk melindungi komunikasi mereka.
Di sisi lain, Telegram begitu populer untuk obrolan groupnya. Aplikasi ini terkenal di antara penggemar cryptocurrency. Pada 2017 aplikasi ini menjadi yang paling terkenal di antara keduanya.
WhatsApp dan Messenger Belum akan Terkalahkan
Mengenai seberapa besar potensi kedua aplikasi pesan ini bakal mengancam WhatsApp dan Messenger, Juru Bicara Apptopia Madeline Lenahan mengatakan, kebangkitan Telegam dan Signal tidak bertepatan dengan penurunan signifikan WhatsApp dan Messenger.
"WhatsApp dan Messenger sangat besar, sehingga keduanya masih akan mempertahankan pengguna yang tidak terlalu peduli dengan privasi dan terus menarik pengguna yang tak begitu tertarik pada masalah ini," kata Lenahan, dikutip dari Fortune.
Lenahan mengatakan, baik WhatsApp dan Messenger merupakan aplikasi yang nyaman untuk dipakai ketika berkontak dengan orangtua. Lenahan mengatakan, hal ini belum akan mengalami perubahan.
(Tin/Isk)
Advertisement