PM Selandia Baru Imbau Negara Lain Tak Timbun Vaksin COVID-19

Sejauh ini, Selandia Baru menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech untuk memvaksinasi warganya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Feb 2021, 17:54 WIB
PM Selandia Baru, Jacinda Ardern. (Liputan6/AP)

Liputan6.com, Wellington - Selandia Baru pada Rabu (3/2) mengingatkan tentang bahaya "nasionalisme vaksin" -- pengembangan vaksin untuk negara sendiri tanpa memikirkan negara lain -- yang dapat menunda pengiriman vaksin COVID-19 secara internasional.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (3/2/2021), sementara ini, Selandia Baru menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech.

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan, dia masih mengharapkan pasokan produk Pfizer-BioNTech tiba di negara itu pada akhir Maret 2021, tetapi menyatakan keprihatinannya pada pihak yang membatasi pengiriman secara merata.

"Dunia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Kami tidak akan aman sampai kami melakukan vaksinasi yang luas," katanya dalam konferensi pers di Selandia Baru.

Kepala peluncuran vaksin Jepang mengatakan pada Selasa (2/2) bahwa pembatasan ekspor vaksin COVID-19 oleh Uni Eropa berdampak pada pasokan ke negara itu.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Simak video pilihan di bawah ini:


Imbauan Senada dari WHO

Anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat mengenakan APD selama kunjungan lapangan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hewan Hubei di Wuhan di provinsi Hubei, China tengah, Selasa (2/2/2021). Tim WHO tengah menyelidiki asal-usul virus corona. (AP Photo/ Ng Han Guan)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan agar tidak melakukan "penimbunan" karena semakin banyak negara yang menyetujui kesepakatan bilateral untuk membeli jutaan dosis vaksin COVID-19.

Dengan upaya vaksinasi yang sedang berlangsung di sejumlah negara, tekanan meningkat pada Ardern untuk memulai vaksinasi bagi 5 juta penduduk negara itu, meskipun Selandia Baru dianggap mampu menahan penyebaran virus tersebut.

Orang-orang dengan risiko tertinggi akan divaksinasi terlebih dahulu, sebelum komunitas yang lebih luas mulai paruh kedua tahun ini.

"Saya telah mengatakan 2021 adalah tahun vaksin. Ini adalah program setahun penuh yang baru saja kami mulai. Kami tidak berlomba untuk menjadi yang pertama, tetapi untuk memastikan akses yang aman dan tepat waktu ke vaksin untuk semua warga Selandia Baru," dia berkata.

Ardern mengatakan Selandia Baru telah tertinggal dari negara-negara lain setelah berjanji pada November akan menjadi yang pertama dalam antrean untuk vaksin COVID-19.

Ardern mendesak warga Selandia Baru untuk diinokulasi segera setelah vaksin tersedia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya