Liputan6.com, Nur-Sultan - Pemerintah Kazakhstan memulai program vaksinasi melawan COVID-19 dengan vaksin Sputnik V buatan Rusia. Program resmi dimulai pada Senin (1/2).
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomard Tokayev ikut mempromosikan vaksin gratis ini kepada masyarakat yang diminta paham betapa pentingnya program ini.
Baca Juga
Advertisement
"Kita memakai pengalaman global dalam melawan pandemi ini, dan vaksin adalah satu-satunya alat yang bisa diandalkan untuk melawan pandemi. Semua biaya untuk memvaksinasi masyarakat ditanggung negara," ujar Presden Tokayev seperti dilansir Astana Times, Rabu (3/2/2021).
Vaksin Sputnik V disuntik dua kali dengan jarak 21 hari. Warga di atas 18 tahun mendapat vaksin secara gratis.
Wakil Menteri Layanan Kesehatan Kazakhstan Yerlan Kiyasov dan Azhar Giniyat turut menjadi yang pertama mendapat vaksin Sputnik V. Keduanya mengaku merasa baik-baik saja.
Kiyasov menjelaskan bahwa pertama pasien akan diperiksa untuk diketahui riwayat kesehatannya. Ada pengukuran suhu badan dan tekanan darah, dan orofaring (mulut dan tenggorokan) akan ikut dicek. Setelahnya, baru pasien akan mendapat vaksin.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tiga Tahap Vaksinasi
Pertama pada 1 Februari 2021 adalah untuk 100 ribu pegawai medis garis depan. Berikutnya pada 1 Maret 2021 vaksin akan diberikan kepada 150 ribu orang, termasuk tenaga didik dan petugas keamanan. Pada tahap ketiga akan diberikan ke pelajar pada April.
Individu dengan riwayat reaksi alergi, wanita hamil dan menyusui, serta individu berusia di bawah 18 tahun dan di atas 65 tahun tidak divaksin.
Mulai 15 Februari, Kazakhstan juga akan memproduksi vaksin Sputnik V di dalam negeri di Karaganda. Pada paruh akhir 2021, Kazakhstan akan memakai vaksin dalam negara QazCovid-in yang saat ini masih uji klinis tahap 3.
"Totalnya ada 112 ribu ribu vaksin yang akan disuplai oleh pabrik farmasi Karaganda di Februari, 150 ribu di Maret, dan 600 ribu dosis per bulan dari April sampai Juni," ujar Kementerian Kesehatan Kazakhstan.
"Mulai di April, vaksinasi dengan QazCovid-in direncanakan dengan 75 ribu dosis per bulan dengan penambahan bulanan hingga 500 ribu dosis."
Advertisement
Bolivia Juga Gunakan Sputnik V
Perawat yang bernama Sandra Rios Villarte (40) mendapat dosis vaksin pertamanya di rumah sakit umum di Santa Cruz.
Setelah Villarte, pemberian suntikan vaksin dilanjutkan untuk puluhan petugas kesehatan lainnya.
"Saya merasa baik, bersemangat, sedikit gugup, tapi positif," kata Rios, menambahkan dirinya tidak merasakan aneh usai suntikan itu.
Bolivia pada 27 Januari 2021 menerima 20.000 pertama dari 5,2 juta dosis vaksin Sputnik V yang telah dipesannya dari Rusia.
Negara Amerika Selatan itu juga telah menandatangani kesepakatan dengan Institut Serum India untuk lima juta dosis vaksin yang diproduksi oleh AstraZeneca, yang mengalami masalah dalam memenuhi pesanan karena masalah produksi.
Infografis COVID-19:
Advertisement