Sebelum Hadapi Australian Open, Naomi Osaka Ungkap Harapannya untuk Olimpiade Tokyo 2020

Banyak yang berharap Olimpiade Tokyo 2020 kembali ditunda menyusul pandemi COVID-19 yang belum mereda.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 03 Feb 2021, 16:30 WIB
Petenis Jepang Naomi Osaka mengembalikan bola saat menghadapi petenis China Zheng Saisai pada pertandingan tunggal putri putaran kedua di Australia Terbuka, Melbourne, Australia, Rabu (22/1/2020). Naomi mengalahkan Saisai dan melaju ke putaran ketiga Australia Terbuka. (AP Photo/Andy Brownbill)

Liputan6.com, Jakarta Petenis Jepang, Naomi Osaka berharap Olimpiade Tokyo 2020 yang diundur setahun akibat pandemi Virus Corona COVID-19, bisa berlangsung tahun ini. Selama ini, Naomi yang memenangkan dua gelar US Open dan satu Australian Open sama sekali belum pernah tampil di ajang empat tahunan tersebut. 

Naomi lahir di Osaka, Jepang, pada 16 Oktober 1997. Dia merupakan petenis berpengalaman yang dua tahun lalu pernah menduduki peringkat teratas WTA. Setiap tahun, Naomi selalu ambil bagian dalam kejuaraan tenis berlabel grand slam, tapi belum sekalipun pernah tampil di ajang Olimpiade. 

Kebetulan, Olimpiade 2020 juga bakal digelar di negaranya, Jepang. Namun pandemi virus Corona COVID-19 telah memaksa IOC menunda agenda ini selama setahun sejak musim panas lalu. 

Rencananya, Olimpiade Tokyo 2020 bakal berlangsung mulai Juli 2021. Hanya saja, peningkatan kasus COVID-19 di sejumlah negara termasuk Jepang menimbulkan keraguan baru. Hasil jajak pendapat yang dilakukan belum lama ini menemukan 80 persen warga Jepang meminta Olimpiade ditunda. 

"Fokus utamaku adalah keselamatan orang-orang, sebab kita harus membuka pintu bagi semua negara. Setiap orang tiba dengan pesawat dari negara berbeda. Saya hanya ingin publik merasa aman," kata Naomi kepada AFP seperti dilansir dari tennisworldusa.org, Rabu (3/2/2021). 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini


Rela Dikarantina 2 Pekan

Petenis Jepang Naomi Osaka memegang trofi juara setelah mengalahkan Victoria Azarenka dari Belarusia pada laga final AS Terbuka di Arthur Ashe Stadium, New York, Sabtu (12/9/2020). Naomi Osaka menjadi juara AS Terbuka 2020 lewat pertarungan tiga game dengan skor 1-6, 6-3, 6-3. (AP/Frank Franklin II)

Demi keinginan tersebut, Naomi mengaku siap menjalankan protokol kesehatan yang dibutuhkan, termasuk bila harus menjalani karantina selama dua pekan sebelum tampil di lapangan. "Saya melewatkan Olimpiade sebelumnya. Bermain di Jepang tentu sangat berarti bagi saya," beber Naomi. 

Naomi sendiri menargetkan medali emas dari Olimpiade Tokyo 2020. Baginya, kepingan itu akan melengkapi pelengkap sederet gelar berngengsi yang sudah diraihnya hingga saat ini. 

"Saya selalu berpartisipasi pada ajang Grans Slam setiap tahun, sementara Olimpiade hanya digelar sekali dalam empat tahun. Saya tidak punya banyak kesempatan untuk merebut medali," kata Naomi.

 


Sikap yang Sama

Petenis Republik Ceko, Petra Kvitova melakukan pukulan backhand saat mengembalikan bola ke arah Ashleigh Barty dari Australia pada perempat final kejuaraan tenis Australia Terbuka di Melbourne, Australia, Selasa (28/1/2020). (AP Photo/Andy Brownbill)

Hal senada juga disampaikan oleh petenis asal Ceko, Petra Kvitova. Pada Olimpiade Rio de Janeiro empat tahun lalu, petenis berusia 30 tahun itu berhasil merebut medali perunggu dari cabang tenis. 

"Saya sangat berharap Olimpiade tahun ini bisa tetap berlansung," kata Kvitova penuh harap.

 

 


Tampil di Australian Open

Beberapa hari lagi Naomi Osaka akan tampil pada Australia Open 2021. Tahun lalu dia gagal menembus babak ketiga setelah dipaksa menyerah oleh petenis Amerika Serikat, Cori Gauff. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya