Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah dunia naik hampir 2 persen mendekati posisi tertinggi dalam waktu sekitar satu tahun. Kenaikan harga minyak terjadi usai data pemerintah menunjukkan stok minyak mentah AS turun ke level terendah sejak Maret, sementara OPEC + mempertahankan perjanjian pemangkasan pasokannya.
Melansir laman CNBC, Kamis (4/2/2021), harga minyak mentah berjangka Brent naik 1,74 persen menjadi USD 58,46 per barel. Adapun patokan harga sebelumnya mencapai USD 58,94 per barel, tertinggi sejak Februari lalu.
Advertisement
Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup 1,7 persen lebih tinggi menjadi USD 55,69 per barel, setelah mencapai tertinggi USD 56,33 di awal sesi, level tertinggi sejak Januari 2020.
Kedua tolak ukur minyak ini naik. Di mana kontrak untuk pengiriman jangka pendek lebih mahal daripada persediaan selanjutnya, mencapai posisi tertinggi hanya dalam waktu satu tahun di sekitar USD 2,30. Ini menunjukkan ekspektasi pasokan yang lebih ketat.
Stok minyak mentah AS turun pekan lalu menjadi 475,7 juta barel, mengutip data Administrasi Informasi Energi. Posisi terendah sejak Maret. Sementara tingkat pemanfaatan kilang, naik 0,6 poin persentase.
"Kilang kembali beroperasi, yang mendukung harga minyak mentah," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
Saksikan Video Ini
Langkah OPEC
Dia menuturkan jika pengoperasian minyak menjadi salah satu laporan yang mendukung. Pasar minyak terdukung pemotongan pasokan yang dalam dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang mempertahankan kebijakan produksi minyak mereka.
Sehari sebelumnya, sebuah dokumen menunjukkan bahwa OPEC + memperkirakan pasar minyak akan mengalami defisit sepanjang tahun 2021, mencapai puncaknya pada 2 juta barel per hari pada bulan Mei.
“Yang mendasari sentimen bullish adalah pengetatan fundamental. Menjelang pertemuan tingkat menteri hari ini, OPEC + mengisyaratkan bahwa stok minyak global akan turun di bawah rata-rata lima tahun pada bulan Juni, "kata analis PVM.
Pasar juga didukung berita bahwa Demokrat di Kongres AS mengambil langkah pertama untuk memajukan rencana bantuan virus Corona Covis-19 senilai USD 1,9 triliun yang diusulkan oleh Presiden Joe Biden tanpa dukungan dari Partai Republik.
Advertisement