Data Dinilai Kurang, Swiss Belum Beri Izin Penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca

Regulator Swiss mengatakan bahwa mereka masih menunggu data tambahan terkait uji klinis vaksin COVID-19 dari Amerika Utara dan Selatan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 04 Feb 2021, 09:31 WIB
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Swiss menunda pemberian izin untuk penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Regulator Swissmedic mengatakan bahwa mereka meminta lebih banyak data soal kemanjuran dan kualitas sebelum memberikan izin pemakaian.

Dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (4/2/2021), negara yang telah memesan 5,3 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca-Oxford itu menyatakan masih menunggu hasil uji klinis di Amerika Utara dan Selatan,

Mereka menilai, hasil dari pengujian sebelumnya tidak menghasilkan data yang jelas termasuk mengenai kemanjuran pada lansia.

"Data yang tersedia saat ini tidak menunjukkan keputusan positif mengenai manfaat dan risiko," kata Swissmedic dalam pernyataan resminya.

Mengutip Express, Swissmedic menyatakan menurut prosedur mereka, hal ini hanya akan bersifat sementara.

"Untuk mendapatkan penilaian yang meyakinkan, pemohon antara lain harus menyerahkan data efikasi tambahan dari uji coba fase III yang sedang berlangsung di Amerika Utara dan Selatan, dan ini harus dianalisis," kata mereka.

"Segera setelah hasilnya diterima, otorisasi sementara sesuai dengan prosedur yang bergulir dapat dikeluarkan dalam waktu yang sangat singkat," Swissmedic menambahkan. 

Terkait hal ini, pihak pengembang vaksin AstraZeneca menegaskan bahwa vaksin yang mereka buat sedang ditinjau oleh Swissmedic, untuk mempercepat proses persetujuan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Akan Bagikan Informasi dengan Cepat

Seorang petugas medis menyiapkan suntikan dosis vaksin COVID-19 di Rumah Sakit Spallanzani di Roma, Italia (27/12/2020). Uni Eropa telah memulai penyuntikan vaksin terkoordinasi untuk memerangi Corona COVID-19. (Xinhua/Andrea Sabbadini)

Terkait hal ini, pihak pengembang vaksin AstraZeneca menegaskan bahwa vaksin yang mereka buat sedang ditinjau oleh Swissmedic, untuk mempercepat proses persetujuan.

Pengembang juga mengatakan bahwa akan membagikan informasi dengan regulator secepat mungkin apabila sudah tersedia.

"Kami yakin vaksin kami efektif, dapat ditoleransi dengan baik, dan berdampak nyata pada pandemi," kata mereka.

AstraZeneca dan Oxford University mengatakan bahwa vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan memiliki efikasi hingga 76 persen melawan gejala infeksi selama tiga bulan usai suntikan pertama, dan meningkat dengan penundaan suntikan kedua.

Namun, beberapa negara Eropa masih membatasi penggunaannya pada kelompok usia tertentu, dengan alasan kurangnya data khususnya pada lansia.

Pemerintah Swiss sendiri mengatakan telah menandatangai kesepakatan dengan Curevac Jerman dan pemerintah Swedia untuk pengiriman 5 juta dosis vaksin, perjanjian awal dengan pengembang vaksin AS Novavax untuk 6 juta dosis, serta mendapat 6 juta dosis lagi dari Moderna.

Pemesanan ini membuat Swiss memesan lebih dari 30 juta dosis. Cukup untuk melakukan vaksinasi pada 8,6 juta populasinya yang dua kali lipat di bawah kebutuhan dua dosis pemberian vaksin.

 


Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China?

Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China? (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya