Dirut Bank Syariah Indonesia Harap Saham BRIS Jadi Primadona di Bursa

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Hery Gunardi menerangkan, sebagai hasil bank penggabungan, per Desember 2020, BSI memiliki total aset sebesar Rp 240 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Feb 2021, 10:23 WIB
Pekerja melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Pada 27 Januari 2021, BSI telah mendapatkan persetujuan dari OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah berupaya meningkatkan kesadaran (awareness) kepada pelaku pasar modal akan hadirnya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Bank hasil penggabungan tiga Bank BUMN ini sebelumnya telah resmi berganti nama pada 1 Februari 2021, dan tetap memakai kode emiten BRIS.

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Hery Gunardi menerangkan, sebagai hasil bank penggabungan, per Desember 2020, BSI memiliki total aset sebesar Rp 240 triliun. Kemudian total pembiayaan sebesar Rp 157, total dana pihak ketiga (DPK) mencapai sebesar Rp 210 Triliun. Serta total modal inti sebesar Rp 22,60 triliun.

"Bank Syariah Indonesia juga memiliki lebih dari 1.200 kantor cabang yang tersebar di Indonesia dan kurang lebih 20 ribu karyawan,” tutur dia dalam acara Debut PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Kamis (4/1/2021).

Dalam laporannya, Hery menyebutkan harga saham BRIS pada saat IPO itu sebesar Rp 510. Sedangkan per 3 Februari 2021, harga saham BRIS mencapai Rp 2.750. "Artinya harga saham BRIS naik sekitar lima kali lipat dibandingkan dengan posisi saat IPO,” kata dia.

Selain itu, kapitalisasi pasar saham Bank Syariah Indonesiapada saat IPO hanya sebesar Rp 4,96 triliun. Sementara per 3 Februari 2021 naik puluhan kali lipat mencapai Rp 112,8 triliun.

"Melihat kinerja saham BRIS yang positif di tengah pandemi, kami berharap BRIS dapat menjadi primadona di Bursa serta dapat masuk ke dalam indeks IDX20. Selain itu kami berharap kinerja ini semakin mendorong dan menginspirasi sektor keuangan dan perusahaan keuangan syariah tentunya untuk melantai di Bursa,” tutur Hery.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gerak Saham BRIS pada 4 Januari 2021

Nasabah menunggu di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Dirut BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi tiga bank syariah BUMN yakni Bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri telah dilaksanakan sejak Maret 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Mengutip data RTI, saham BRIS naik 1,45 persen ke posisi Rp 2.790 per saham pada pukul 10.02 WIB. Saham BRIS dibuka naik 20 poin ke posisi 2.770 per saham. Saham BRIS sempat berada di level tertinggi 2.830 per saham dan terendah 2.730 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 22.733 kali dengan nilai transaksi Rp 271,3 miliar.

Sepanjang Januari 2021, saham BRIS naik 8,44 persen ke posisi Rp 2.440 per saham. Saham BRIS sempat di level tertinggi 3.980 per saham dan terendah 2.230 per saham. Nilai transaksi Rp 16,2 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 1.230.808.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya