Hindari Unggah Kartu Vaksinasi COVID-19 di Media Sosial, Kenapa?

Masyarakat yang telah menjalani vaksinasi COVID-19 akan mendapatkan kartu vaksinasi. Namun, mereka tidak diperbolehkan mengunggah kartu itu di media sosial karena rentan menimbulkan penipuan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 05 Feb 2021, 08:00 WIB
Seorang pria menunjukkan Kartu Vaksinasi COVID-19 saat kegiatan vaksinasi di Puskemas Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (14/1/2020). Sejumlah Puskesmas di Jabodetabek mulai melakukan vaksinasi COVID-19 pada hari ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat yang telah menjalani vaksinasi COVID-19 akan mendapatkan kartu vaksinasi. Namun, mereka diimbau untuk tidak mengunggah kartu itu di media sosial karena rentan menimbulkan penipuan.

Melansir New York Post (NYP), organisasi nonprofit Amerika Better Business Bureau (BBB) memperingatkan agar tidak memposting kartu vaksinasi secara publik karena ini dapat membuat seseorang rentan terhadap penipuan.

"Kartu Anda bertuliskan nama lengkap dan tanggal lahir Anda, serta informasi tentang di mana Anda mendapatkan vaksin," kata BBB dalam sebuah pernyataan mengutip NYP, Kamis (4/2/2021).

Mengunggah kartu vaksinasi secara daring dapat membuat pengunggah menjadi target pencurian identitas, terutama jika setelan privasi media sosial mereka tidak diatur seaman mungkin.

Data diri yang tertera di kartu vaksinasi dapat digunakan oleh penipu untuk membuat kartu vaksinasi palsu.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini


Laporan BBB

Kartu Vaksinasi COVID-19 yang terpampang dalam Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/ 1 /2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

BBB melaporkan bahwa penipu di Inggris Raya kedapatan menjual kartu vaksinasi palsu di eBay dan TikTok. Masalah serupa juga kemudian ditemukan di Amerika Serikat dan Kanada.

“Jika Anda harus memposting bukti inokulasi di media sosial, pengawas merekomendasikan untuk mengganti kartu vaksinasi dengan stiker vaksin tanpa info, atau menutup foto profil seseorang dengan bingkai bertema COVID-19.”

Penerima vaksin dapat mengurangi kemungkinan pencurian data dengan memeriksa pengaturan privasi mereka untuk memastikan bahwa kiriman hanya dapat dilihat oleh keluarga dan teman.

Sayangnya, sertifikat atau kartu vaksinasi bajakan bukanlah satu-satunya penipuan yang beredar di media sosial.

BBB memperingatkan orang-orang untuk tidak membagikan berbagai informasi pribadi seperti data tentang mobil yang dimiliki (termasuk tahun merek/model), lagu favorit, dan 10 acara TV  yang disukai.

“Karena beberapa 'hal favorit' ini biasanya berkaitan dengan sandi atau pertanyaan keamanan,” tutup BBB.


Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi COVID-19

Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya