Erick Thohir Siapkan 12 BUMN untuk Lepas Saham ke Publik

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menuturkan, IPO BUMN untuk menjaga transparansi dan good governance.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Feb 2021, 11:37 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir memberikan paparan dalam rapat dengan Panitia Kerja (Panja) DPR RI untuk skandal di PT Asuransi Jiwasraya (Persero), di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/1/2020). Erick Thohir diundang untuk membahas penyelesaian sengkarut Jiwasraya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyebutkan ada 8-12 perusahaan pelat merah yang bakal mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)  hingga 2023.

Erick mengatakan, hal ini dilakukan dalam rangka menjaga transparansi dan good governance BUMN.

"Untuk tiga tahun ke depan, kita melistingkan lebih banyak BUMN lagi. Ada 8-12 yang kita akan go public-kan,” kata Erick dalam acara Debut PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Kamis (4/1/2021).

Tak hanya sekadar go public, Erick juga menekankan perlunya membangun sekaligus menjaga fundamental dan sustainability dari perusahaan dimaksud. Dalam catatannya, saat ini ada 28 perusahaan BUMN yang sudah tercatat di bursa. Empat di antaranya disebut sedang terengah-engah.

"8 sampai 12 ini kita persiapkan untuk 2021, 2022, 2023. InsyaAllah dengan kerja keras kami dan dukungan dari OJK, Bursa dan seluruh penganut kebijakan, ini bisa kita jalankan sesuai dengan target yang kita canangkan,” ujar Erick.

Erick mengatakan, BUMN yang akan go public merupakan perusahaan yang baik, dan memiliki strategi jangka panjang. Alasan ini pula yang dinilai Erick menjadikan BUMN kian mentereng.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Dua Anak Usaha Krakatau Steel Siap IPO

Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terus mengkaji dua anak usahanya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI).

"Ada dua tahun ini, calon kuatnya yaitu KTI atau Krakatau Bandar Samudera," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim saat webinar dengan BRI Danareksa Sekuritas, Kamis, 28 Januari 2021.

Saat disinggung anak usaha mana yang akan lebih dulu initial public offering (IPO), perseroan dengan kode KRAS ini menyebut KTI kemungkinan besar akan melantai pada 2021.

"Yang sudah lebih dulu diskusi dengan kementrian BUMN adalah KTI. Jadi minggu lalu kita ada diskusi walaupun sangat singkat dan belum mengerucut arahnya, tapi KTI duluan," ujarnya.

Selain itu Silmy menegaskan KTI merupakan anak usaha yang paling siap saat ini.

"Menurut saya KTI sangat sangat siap untuk IPO. KBS juga siap tapi KTI lebih menarik karena profitabilitynya sangat baik," ujar dia.

Silmy juga menyebut, KBS akan melakukan akuisisi secara internal. Hal itu membuat KTI memiliki peluang lebih besar untuk IPO pada 2021.

"KBS masih akan ada akusisi di internal, jadi memang itu sekaligus sebagai kesiapan. Tapi tak menutup kemungkinan KBS di tahun 2021. Cuma yang kita dorong saaat ini KTI," ujar dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya