Liputan6.com, Jakarta Guru terbaik adalah guru yang peduli dengan siswanya. Bukan hanya tentang pendidikan mereka, tetapi juga tentang kesejahteraan mereka.
Baca Juga
Advertisement
Seorang guru di Malaysia membagikan kisahnya menjual action figure miliknya agar bisa membelikan murid-muridnya hadiah perpisahan. Kisah tersebut dibagikan Muhammad Nazmi di akun Twitternya, @chuckee_little.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menjual koleksi action figures
Dalam tweet-nya, dia menceritakan bagaimana dia memutuskan untuk menjual koleksi action figure-nya senilai lebih dari 2.000 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 7 juta.
Uang tersebut kemudian dia gunakan untuk membelikan hadiah perpisahan bagi murid-muridnya sebelum dia pindah sekolah.
Dia juga menceritakan bahwa dia baru menyadari bahwa murid-muridnya belum pernah memiliki buku catatan lucu sebelumnya yang kemudian menjadi hadiah perpisahan pria itu.
Advertisement
Guru di pedesaan
Menurut Nazmi seperti dikutip dari World of Buzz, dirinya adalah seorang guru di sekolah pedesaan, SK Long Sukang, Sarawak. Namun, dia akan dipindahkan ke sekolah lain.
"Karena pandemi, kami para guru tak dapat melihat siswa kami. Dipindahkan pada kondisi seperti ini sungguh menyedihkan," akunya.
Ingin semua siswa mendapat hadiah perpisahan
Dia kemudian memutuskan untuk membelikan mereka hadiah perpisahan. Namun, karena ia ingin memastikan setiap siswa mendapat hadiah, pria itu butuh sejumlah uang.
Dari sanalah muncul ide untuk menjual beberapa koleksi action figure-nya.
Advertisement
Sempat dibuat ragu oleh temannya
Pria itu menambahkan bahwa beberapa temannya sempat mengecilkan hati dia untuk melakukan perbuatan baik tersebut. Menurut teman-temannya, itu adalah koleksi pribadinya dan sangat berharga sehingga seharusnya tidak dijual.
"Tapi, hei, apa yang lebih penting daripada melihat mereka tersenyum? Mereka adalah murid pedalaman. Guru mereka adalah dunia bagi mereka," pungkasnya.
Senyum murid-muridnya
Menurut Nazmi, siswa-siswa ini menjalani kehidupan yang agak menantang dibandingkan kebanyakan dari kita. Beberapa dari mereka bahkan harus menempuh jarak yang jauh dan berbahaya untuk bisa bersekolah.
"Jadi, melihat mereka tersenyum seperti itu untuk terakhir kalinya sebelum saya pergi adalah sesuatu yang berarti dan tak ternilai harganya."
Advertisement