Angka Kejahatan di Jepang Turun Drastis Selama Pandemi COVID-19

Kejahatan di Jepang terpantau turun selama pandemi COVID-19, namun KDRT dan kejahatan siber naik.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Feb 2021, 17:44 WIB
Pembersih jendela yang mengenakan masker pelindung untuk membantu mengekang penyebaran virus korona rappel di sebuah gedung perkantoran di Tokyo, Selasa (26/1/2021). Jepang mengonfirmasi lebih dari 1.000 kasus Virus Corona baru pada 26 Januari 2021. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Tokyo - Kejahatan di Jepang menurun ke titik level terendah pada 2020. Pembatasan sosial selama COVID-19 disebut menjadi faktor penyebabnya.

Tingkat penurunan paling tinggi adalah di kejahatan jalanan. Namun, KDRT dan kejahatan siber mengalami kenaikan.

Berdasarkan laporan Kyodo, Kamis (4/2/2021), data Badan Kepolisian Nasional Jepang mencatat ada 614.303 kasus kriminal di Jepang pada 2020. Jumlah itu turun 17,9 persen dari 2019.

Penurunan tahun lalu dicatat sebagai yang tercepat. Tingkat kejahatan Jepang juga berada di level terendah pada zaman pasca-perang.

Angka pembunuhan menurun 9,7 persen menjadi 8.394 kasus.

"Perubahan-perubahan di masyarakat seperti meluasnya new normal akan terus berdampak pada situasi kejahatan di masa depan," ujar pejabat kepolisian.

Kepolisian Jepang mengakui ada kemungkinan saja ada lebih banyak korban kekerasan, KDRT, dan stalking yang tetap tersembunyi. Polisi berjanji akan memberikan respons konsultasi cepat.

Kasus kriminal di Jepang mencapai angka tertinggi pada 2002 ketika polisi mencatat 2,8 juta kasus.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kejahatan yang Turun dan Naik

Seorang pria yang mengenakan masker melewati spanduk promosi Olimpiade Tokyo 2020 yang dijadwalkan ulang untuk musim panas ini, di Tokyo, Jepang, Kamis (28/1/2021). Olimpiade Tokyo digelar sesuai jadwal pada 23 Juli-8 Agustus 2021 setelah ditunda setahun karena corona Covid-19. (AP Photo/Hiro Komae)

Kejahatan jalanan seperti vandalisme vending machine dan penjambretan turun 27 persen menjadi 199.282. Penurunan mulai terlihat pada Mei 2020, setelah ada darurat virus pada April 2020.

Angka konsultasi KDRT naik 0,5 persen menjadi 82.641. Sebanyak 8.701 diinvestigasi oleh polisi.

Tahun lalu, angka kekerasan jumlah dugaan kasus kekerasan anak juga naik 8,9 persen menjadi 106.960 kasus. Itu adalah level tertinggi sejak data tersedia pada 2004.

Kejahatan siber bertambah 4,1 persen menjadi 9.991. Jumlah koneksi mencurigakan yang dideteksi polisi naik 55,2 persen menjadi rata-rata sekitar 6.500 IP adress per hari selama 2020.

Kenaikan kejahatan siber itu juga diduga terkait oleh banyaknya warga yang bekerja dari rumah.


Kasus Penipuan Lansia Turun

Orang-orang yang mengenakan masker pelindung untuk membantu mengekang penyebaran virus corona berjalan di sepanjang jalan bawah tanah (26/1/2021). Jepang mengonfirmasi lebih dari 1.000 kasus Virus Corona baru pada 26 Januari 2021. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Kasus penipuan pada lansia dengan motif berpura-pura menjadi anak atau cucu yang meminta uang juga menurun 19,7 persen.

Totalnya ada 13.526 kasus dengan kerugian finansial 27,78 miliar yen (Rp 3,7 triliun). Angka kerugian itu turun 12 persen.

Konsultasi kasus laporan stalking mencapai 20.189 selama 2020. Sejak 2013, kasus stalking selalu konsisten di atas 20 ribu.

Ada pula 55 kasus terkait COVID-19, seperti penipuan subsidi pemerintah. Total kerugiannya mencapai 12 persen.

(1 yen: Rp 133)


Infografis COVID-19:

Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya