Siap IPO, BUMN Perlu Perhatikan Hal Ini

Pengamat Pasar Modal MNC Asset Manajemen Edwin Sebayang mengatakan, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan emiten saat hendak melantai di pasar modal.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 05 Feb 2021, 11:13 WIB
Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, terdapat 8 hingga 12 perusahaan BUMN yang akan masuk ke pasar modal melalui initial public offering (IPO) pada 2021-2023. Hal ini dilakukan untuk menjaga transparansi dan good governance perusahaan BUMN.

Melihat rencana ini, Pengamat Pasar Modal MNC Asset Manajemen Edwin Sebayang mengatakan, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan emiten termasuk BUMN saat hendak melantai di pasar modal.

"Yang pertama perlu diperbaiki itu kinerja fundamentalnya jangan sampai bawa emiten yang jelek dalam market, karena kalau kinerja fundamentalnya jelek jadi enggak menarik," ujar dia.

Edwin juga menuturkan, perusahaan yang memilih melakukan IPO biasanya ingin mendapatkan dana tambahan karena pemilik tak bisa memberikan suntikan dana secara terus menerus dibandingkan harus melakukan pinjaman ke bank.

"Biasanya memilih IPO itu karena pendanaan lebih murah, lalu, biasanya owner atau pemerintah enggak bisa terus menerus memberikan suntikan dana untuk pengembangan. Pasar modal itu sumber pendanaan murah dibandingkan pinjaman di bank atau ketimbang owner memberikan suntikan terus menerus, karena mereka punya keterbatasan," ujar dia.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


BEI Sambut Baik IPO BUMN

Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan  Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna menyambut baik jika ada BUMN yang akan go public.

"Bursa menyambut baik apabila terdapat filling dari perusahaan BUMN (anak usaha/cucu) masuk ke pipeline,” kata dia. Lebih lanjut, Nyoman menyebutkan sampai dengan hari ini ada 27 perusahaan dalam proses evaluasi pencatatan saham BEI.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya