Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia sudah menerima proposal rencana investasi dari perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla Inc. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Septian Hario Seto.
"Proposal (Tesla) sudah kita terima kemarin pagi," ujar dia dalam acara konferensi pers virtual, Jumat (5/1/2021).
Advertisement
Dia bilang, saat ini pemerintah tengah mempelajari materi proposal dari produsen mobil listrik kenamaaan dunia itu. Sehingga untuk waktu pelaksanaan negosiasi akan dijadwalkan dilaksanakan pada pekan depan.
"Next week kita ketemuan untuk negosiasi, kita mintai penjelasan secara resmi, secara langsung terkait proposal yang diajukan," terangnya.
Kendati demikian, Seto masih enggan mempublikasikan isi dari proposal yang dikirim Tesla ke Pemerintah Indonesia tersebut. Sebab, kata dia, ada dua faktor yang mengharuskan pemerintah untuk kerahasiaan isi materi proposal tersebut.
Pertama, Tesla merupakan perusahaan yang sudah go publik. "Sehingga tidak bisa dibuka untuk lebih detail, karena mereka senstitif tidak mau dibuka dulu ke publik," terangnya.
Kedua, dalam materi proposal rencana investasi tersebut, Tesla akan memperkenalkan teknologi baru dalam pembuatan baterai dan energy storage system (ess). Dia mengklaim, ada perbedaan mencolok teknologi milik Tesla dengan Contemporary Amperex Technology (CATL) maupun LG Chemical.
"Ini alasan kenapa sebenarnya kami sangat ingin kerja sama dengan Tesla," ujar dia mengakhiri.
Sulaeman
Meredeka.com
Minat Gabung Proyek Baterai Kendaraan Listrik Indonesia, Ini Target Tesla
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Industri Electric Vehicle Battery (EVBattery), Agus Tjahajana, menyinggung soal beberapa calon mitra holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah bendera Indonesia Battery Holding (IBH). Salah satunya adalah perusahaan kendaraan listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla.
Tesla menyatakan minatnya menjadi mitra baru-baru ini, sehingga pihaknya masih mempelajari apa yang diinginkan Tesla.
"Mengenai Tesla sama seperti LG, kita sedang dalam tahap negosiasi. Kita sedang mencari dan ingin mengetahui ketertarikan Tesla apa," kata Agus dalam diskusi virtual EV Battery: Masa Depan Ekonomi Indonesia, pada Selasa (2/2/2021).
Menurut Komisaris Utama MIND ID itu, Tesla menunjukkan ketertarikan terhadap sistem penyimpanan energi (Energy Storage System/ESS).
"Salah satu yang kami tanggap itu, Tesla ingin masuk ke ESS," sambungnya.
Sementara mengenai LG, perusahaan asal Negeri Ginseng itu meminta agar ketersediaan bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik dapat terjamin di Indonesia. Persyaratan ini juga untuk memastikan investasi LG tidak akan sia-sia nantinya.
"LG ingin selama dia produksi maka bahan bakunya ada, dan saya kira itu sesuatu yang wajar. Karena semua mitra itu takutnya 10 sampai 20 tahun sudah habis, jadi mereka ingin memastikan bahan baku cukup supaya investasi tidak sia-sia," jelas Agus.
Saat ini ada tujuh calon mitra untuk menjadi investor selain Tesla dan LG, termasuk Samsung dan Contemporary Amperex Technology (CATL). Indonesia membutuhkan investasi sebesar USD 13,4 miliar hingga USD 17,4 miliar untuk mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu sampai hilir.
Advertisement