Liputan6.com, Jakarta - Ada beberapa syarat bila ingin donor plasma konvalesen dari para penyintas COVID-19. Salah satunya adalah untuk wanita dipersyaratkan belum pernah hamil.
"Diutamakan laki-laki atau perempuan yang belum pernah hamil," begitu tulis poster tentang syarat donor plasma konvalesen di akun Instagram @palangmerah_indonesia.
Advertisement
Mengapa belum pernah hamil jadi syarat untuk melakukan donor plasma darah COVID-19?
Ketua Tim Peneliti Terapi Plasma Konvalesen, dokter Putu Moda Arsana SpPD-K-EMD FINASIM, mengatakan, pada wanita yang pernah hamil ada kemungkinan di dalam tubunya terdapat antibodi anti-HLA (human leuckocyte antigens). Antibodi ini terbentuk saat hamil.
"Orang yang sudah hamil, berkali-kali, di dalam darahnya kemungkinan, kemungkinan, ada zat anti yang sudah terbentuk saat kehamilan yaitu anti-HLA," kata Putu saat dihubungi Health Liputan6.com pada Jumat (5/2/2021).
Pada saat hamil, ada separuh genetik yang merupakan komponen protein dari ayah dan ibu. Sementara, tubuh bila ada zat asing akan membuat antibodi.
"Kemungkinan ada zat anti yang berupaya melawan proteinnya bapak yang masuk di tubuh ibu saat kehamilan. Dan, ini menetap pada tubuh ibu," ujar dokter yang praktik di Kota Malang, Jawa Timur.
Meski begitu, Putu menjelaskan tidak setiap wanita yang pernah hamil di dalam tubuhnya ada anti-HLA.
Simak Video Berikut Ini
Risiko Donorkan Plasma Konvalesen Bila Ada Antibodi Anti-HLA
Bila seseorang memiliki antibodi anti-HLA di dalam tubuhnya lalu donor plasma konvalesen. hal ini bisa menyebabkan reaksi transfusi. Reaksinya bisa bermacam-macam dari ringan hingga berat.
"Dari yang paling ringan seperti gatal-gatal alergi sampai (yang berat) bisa terjadi pembekuan darah. Namun, itu jarang sekali. Hanya dikhawatirkan muncul hal tersebut," kata Putu.
Advertisement
Wanita Pernah Hamil Bisa Donor Plasma Konvalesen Asal
Putu menerangkan kembali bahwa tidak setiap ibu yang pernah hamil di dalam tubuhnya ada antibodi anti-HLA. Oleh karena itu, untuk memastikan ada atau tidaknya dengan melakukan pemeriksaan yang bisa dilakukan di unit-unit Palang Merah Indonesia (PMI).
"Sebetulnya, bisa." katanya.
"Jadi, lebih baik periksa dulu. Kalau dia diperiksa lalu anti-HLA dan negatif, boleh," Putu menekankan.
Memang pemeriksaan antibodi anti-HLA ini mahal. Terkait hal ini, Putu yang juga tergabung dalam Satuan Tugas COVID-19 di bawah arahan Doni Monardo tengah berupaya agar pemeriksaan antibodi anti-HLA ini gratis.
"Sekarang sedang diusahakan pemeriksaan HLA ini gratis karena reagennya mahal. Ini yang sedang kita perjuangkan," ujarnya.
Infografis 6 Kriteria Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen.
Advertisement