PHRI Komentari Fenomena Hotel Dijual Online: Cash Flow Sudah Parah

Pandemi Covid-19 berkepanjangan turut membuat bisnis perhotelan tekena imbas langsung.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Feb 2021, 17:50 WIB
Ilustrasi hotel (Dok.Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 berkepanjangan turut membuat bisnis perhotelan tekena imbas langsung. Akibat tak mampu bertahan, sejumlah pengusaha terpaksa menjual hotel yang dikelolanya di platform jual beli online seperti OLX.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) coba menanggapi fenomena tersebut. Kepala BPD PHRI Sutrisno Iwantono mengatakan, pihaknya tak mau terlalu mencampuri hal tersebut.

Menurut dia, pengusaha atau pihak manajemen berhak menjual hotel yang dikelolanya tanpa harus melapor ke PHRI.

"Itu urusan mereka sendiri dan hubungan dengan hotel langsung. Tetapi tidak ada hotel yang mau jual harus lapor ke PHRI. Tentu kita tak wajibkan juga, itu persoalan internal," kata Sutrisno dalam sesi teleconference, Jumat (5/2/2021).

Sutrisno menyatakan, arus kas (cashflow) kegiatan bisnis perhotelan sepanjang masa pandemi Covid-19 ini memang sudah sangat kesulitan. Oleh karenanya ia memaklumi jika sebuah hotel hendak dijual untuk menutupi modal operasi.

"Cash flow hotel sudah sangat parah lah. Mau itu dijual, ada yang kesulitan, dekati tutup, itu benar-benar saja. Sebagian memang sudah ada yang arah sana," ujarnya.

Terlebih tingkat okupansi hotel saat ini hanya sekitar 25 persen dari kondisi normal. Menurut Sutrisno, situasi ini dari sisi keuangan sudah tidak sehat.

"Tapi kalau ditutup kerugiannya akan lebih parah. Operational cost enggak ketutup kalau hotel ditutup. Kalau buka itu hanya untuk meminimalisir kerugian saja, kalau tutup total akan lebih besar kerugian," tuturnya.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tak Mampu Bertahan, Sejumlah Hotel di Jakarta Dijual Online

Ilustrasi kasur hotel (Dok.Unsplash)

Sektor perhotelan terdampak pandemi Covid-19 sangat keras. Banyak pengusaha perhotelan yang terpaksa gulung tikar karena tak ada pemasukan di tengah pandemi. Bahkan, ada beberapa hotel di Jakarta yang terpaksa dijual.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI) Jakarta, Sutrisno mengatakan, fenomena menjual hotel memang sudah terjadi dan tidak hanya di Jakarta saja. Pengusaha terpaksa mengambil pilihan tersebut karena tidak kuat menahan dampak pandemi Covid-19.

 

“Akibat pandemi, itu lebih banyak yang jual hotel. Kalau dilihat di iklan-iklan online itu banyak sekali, sudah banyak di Jakarta,” kata Sutrisno kepada merdeka.com, Jumat (5/2/2021).

Berdasarkan penelusuran merdeka.com disalah satu platform jual beli online OLX, hotel-hotel tersebut dibanderol dengan harga bervariasi, yakni mencapai miliaran rupiah.

Salah satunya, yakni GP Mega Kuningan Hotel. Di dalam situs tersebut awalnya dibanderol dengan harga Rp125 miliar. Namun, pelapak memberi diskon sehingga harganya menjadi Rp 120 miliar. Adapun Hotel berbintang 3 itu diterangkan memiliki 67 kamar dan berlokasi di Kuningan, Jakarta Selatan.

Kedua, Goodrich Hotel di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dalam deskripsi lapak, hotel itu diterangkan memiliki 4 bintang, 8 lantai dan 1 basement, serta 76 kamar. Hotel tersebut dibanderol dengan harga Rp 260 miliar.

Ketiga, Delua Hotel yang berlokasi di Mangga Besar, Jakarta Barat. Dalam keterangannya, hotel berbintang 3 itu dijual dengan harga Rp 85 miliar. Kemudian, dituliskan hotel tersebut memiliki 8 lantai dengan 70 kamar.

Keempat Hotel Ibis Budget yang berlokasi di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dalam keterangannya, hotel tersebut memiliki 5 lantai, yang dibanderol dengan harga Rp 85 miliar.

Terakhir, hotel Losari yang berlokasi di kawasan Roxy, Jakarta Pusat. Hotel itu diterangkan memiliki 9 lantai dengan 102 kamar. Hotel tersebut dibanderol dengan harga Rp 90 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya