Video Pengakuan Terduga Teroris soal Munarman, Polisi: Kalau Terlibat Akan Diproses

Dalam rekaman, terduga teroris Ahmad Aulia menyebut, mantan petinggi FPI Munarman turut hadir saat kegiatan baiat massal kepada Daulatul Islam atau ISIS.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 05 Feb 2021, 19:08 WIB
Sekretaris Umum FPI Munarman memberikan keterangan terkait aksi penyerangan terhadap polisi oleh Laskar FPI di Petamburan III, Jakarta, Senin (7/12/2020). Munarman menegaskan, tidak ada insiden tembak menembak antara Laskar FPI dan polisi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Polri menyatakan, Tim Densus 88 Antiteror tengah mempelajari rekaman video viral pengakuan salah satu terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap dari Makassar, Sulawesi Selatan belum lama ini. Dalam rekaman, terduga teroris Ahmad Aulia menyebut, mantan petinggi FPI Munarman turut hadir saat kegiatan baiat massal kepada Daulatul Islam atau ISIS.

Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono pun menyatakan, siapapun yang terlibat dalam kegiatan terorisme akan diproses hukum.

"Apabila memang yang bersangkutan (Munarman) ada keterlibatan, tentunya Densus akan memproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata Rusdi di Mabes Polri, Jumat (5/2/2021).

Rusdi mengatakan, Densus 88 Antiteror menyampaikan, baiat massal kepada Daulatul Islam atau ISIS terjadi 2015. Rusdi menyebut, beberapa hal masih terus didalami.

"Itu terjadi pada 2015, tentunya Densus masih mendalami ini," ucap dia.

Untuk diketahui, video pengakuan terduga teroris itu diunggah oleh salah satu pengguna twitter, @sahaL_AS pada Kamis, 4 Februari 2021 pukul 11.41 WIB. Pria yang mengaku bernama Ahmad Aulia (30) ditangkap polisi atas tuduhan keterlibatan dengan salah satu jaringan teroris.

"Saya ditangkap pada 6 Januari 2021 di kantor polisi Polda Sulawesi Selatan. Adapun saya ditangkap atau ditahan di Polda Sulawesi Selatan karena saya berbaiat kepada Daulatul Islam, yang memimpin Daulatul Islam Abu Bakar Al Baghdadi. Saat deklarasi FPI mendukung Daulatul Islam pada Januari 2015,, saya berbaiat pada saat itu bersama dengan 100 orang simpatisan dan Laskar FPI di Markas FPI di Jalan Sungai Limboto, Makassar," katanya dikutip dari video yang beredar.

Pengakuan Ahmad Aulia, sejumlah pengurus FPI turut hadir saat 100 orang simpatisan dan laskar berbaiat kepada Daulatul Islam di Markas FPI di Jalan Sungai Limboto, Makassar.

"Saya berbaiat dihadiri oleh Munarman selaku pengurus FPI pusat pada saat itu. Ustad Fauzan, Ustad Basri yang memimpin baiat pada saat itu. Dan setelah baiat saya pernah mengikuti taklim rutin FPI di Jalan Sungai Limboto sebanyak 3 kali yang mengisi acara pada saat itu, atau taklim yaitu ustad Agus dan Abdurahman selaku pemimpin Panglima FPI Kota Makassar," ucap Ahmad.

 

Load More

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Respons Munarman

Mantan Sekretaris Umum FPI, Munarman membantah pengakuan Ahmad Aulia. Munarman menyebut salah satu nama yang bisa menjelaskan secara rinci terkait kehadirannya di Makassar kala itu.

"Ada di penjelasan Agus Salim sebagai saksi," kata Munarman dalam keterangannya kepada awak media, Jumat (5/2/2021).

Sebelumnya, Polri memindahkan 26 terduga teroris dari Makassar dan Gorontalo ke Jakarta. Mereka kemudian ditahan di Rutan Cikeas, Bogor untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh penyidik Densus 88 Antiteror Polri.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan 19 orang, dari total 26 terduga teroris yang dipindah ke Jakarta merupakan mantan anggota FPI Makassar.

"Dari 19 anggota yang tertangkap semua terlibat atau menjadi anggota Front Pembela Islam di Makassar," kata Rusdi saat jumpa pers terkait kedatangan 26 terduga teroris di Bandara Seokarno Hatta, Tanggerang, Banten, Kamis (4/2/2021).

Tidak hanya menjadi anggota, kata Rusdi, 19 orang tersebut juga aktif terlibat dalam kegiatan organisasi yang dilakukan FPI di Kota Makassar.

"Mereka sangat aktif dalam kegaiatan FPI yang ada di Makassar. Tentunya kelompok ini akan ditindaklanjuti untuk menyelesaikan permasalahan aksi teror di Indonesia," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya