Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong perusahaan pelat merah untuk melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/ IPO). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan performa perusahaan sekaligus menjaga Good Corporate Governance.
Tak hanya itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, aksi IPO ini juga memiliki manfaat bagi banyak pihak. Baik dari sisi pemerintah, masyarakat, dan pasar modal itu sendiri.
Dari sisi perusahaan, Nyoman mengatakan IPO dapat membantu BUMN untuk memperoleh pendanaan yang berkelanjutan. Selain itu, menciptakan kemandirian perusahaan, meningkatkan profitabilitas/efisiensi, dan juga memperkuat tata kelola perusahaan.
Baca Juga
Advertisement
"Bagi pemerintah, semakin banyaknya perusahaan BUMN go public diharapkan semakin meningkatkan kinerja perusahaan yang pada gilirannya akan meningkatkan kontribusi terhadap APBN dalam bentuk dividen dan pajak bagi negara,” kata Nyoman kepada awak media, Jumat (5/2/2021).
Bagi masyarakat luas dan ekonomi secara nasional, keberadaan BUMN sebagai perusahaan terbuka diharapkan dapat menjadi sarana optimalisasi alokasi sumber daya yang tersedia dan penyerapan tenaga kerja.
Emiten BUMN juga diharapkan dapat menjadi agen perubahan bagi masyarakat Indonesia melalui proses pemerataan kepemilikan perusahaan negara.
"Sedangkan bagi pasar modal, IPO BUMN juga dapat meningkatkan likuiditas pasar modal dan menambah opsi sarana investasi bagi para investor pasar modal,” tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Investor Ramai Transaksikan Saham Emiten BUMN
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan investor menyambut baik terkait BUMN yang melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/ IPO). Ini juga ditunjukkan dari transaksi jual beli saham BUMN dan anak usaha BUMN.
Berdasarkan data BEI pada kuartal I-III, sebesar 36,13 persen nilai transaksi saham di BEI berasal dari transaksi jual-beli saham BUMN dan Anak BUMN.
"IPO BUMN dan/atau anak BUMN sampai dengan saat ini sangat disambut baik oleh investor, hal ini tercermin dari cukup aktifnya saham-saham yang ditransaksikan oleh para investor,’ kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada awak media, Jumat, 5 Februari 2021.
Selain itu, kapitalisasi pasar saham BUMN dan anak usaha BUMN memiliki porsi 25,8 persen terhadap seluruh kapitalisasi pasar saham tercatat di BEI. Pada 5 Februari 2021, kapitalisasi pasar saham BEI tercatat Rp 7.243 triliun.
"Saat ini sudah tercatat 15 BUMN dan 21 anak usaha BUMN. Di mana dari top 20 kapitalisasi pasar seluruh perusahaan yang tercatat di BEI terdapat 5 BUMN dan Anak BUMN yang masuk ke dalam daftar tersebut,” kata Nyoman.
Secara fundamental, menurut Nyoman, emiten BUMN dan Anak BUMN mencatatkan kinerja keuangan yang baik. Sejak IPO, rata-rata perusahaan mencatatkan kenaikan performa yang cukup signifikan dari sisi pertumbuhan aset, pendapatan dan juga laba bersih.
"Selain sisi fundamental, kinerja emiten BUMN juga tercermin dari valuasi perusahaan-perusahaan tersebut di pasar, di mana rata-rata perusahaan tercatat BUMN dan Anak BUMN mencatatkan valuasi yang terus bertumbuh secara jangka panjang sejak IPO,” pungkas dia.
Advertisement