Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet L. Yellen secara resmi bertemu regulator umtuk membahas volatilitas pasar, khususnya di Wall Street beberapa minggu ini. Salah satu yang menyita perhatian Yellen ialah lonjokan saham GameStop lebih dari 1.700 persen, meski kemudian mengalami kemunduran.
Seperti dilansir The New York Times, situasi perdagangan beberapa waktu ini membuat Yellen harus mengambil tindakan, sehingga mengadakan pertemuan dengan regulator keuangan teratas.
Meski saham GameStop turun 42 persen, Kamis kemarin, kenaikan tak wajar membuat pengawas keuangan Washington harus memeriksa sistem kerja pasar apakah terkait isu yang berkembang di media sosial. Mereka juga menilai pasar saat ini telah berubah dan memerlukan perhatian baru serta peraturan berbeda.
Baca Juga
Advertisement
Setelah bertemu dengan pejabat Securities and Exchange Commission, Commodity Futures Trading Commission, Federal Reserve dan Federal Reserve Bank of New York, Yellen menyampaikan bila pembicara tersebut membahas fungsionalitas pasar dan praktik perdagangan di ekuitas, komoditas, dan pasar terkait.
Sebelumnya Janet Yellen juga menyebut, bila pihaknya perlu mengetahui dan memastikan, pasar keuangan berfungsi dengan baik, efisien, dan melindungi para investor.
"Pemahan secara mendalam apa yang terjadi sebelum mengambil tindakan perlu dilakukan, tetapi tentu saja kami melihat dengan cermat peristiwa ini," katanya dalam siaran resmi, Jumat, (5/2/2021)
Pernyataan yang dirilis Kamis malam tersebut juga mencatat SEC dan CFTC sedang meninjau apakah praktik perdagangan konsisten dengan perlindungan investor dan pasar yang adil dan efisien perlu dilakukan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Investor Berlomba Beli Saham GameStop
Sebelumnya, investor berlomba membeli saham GameStop, AMC dan BlackBerry untuk melihat seberapa jauh mereka dapat menaikkan harga, ketika perusahaan tak lagi memiliki fundamental yang kuat.
Mereka membahas upaya mereka di forum internet dan menyebabkan volatilitas pasar yang liar dalam prosesnya. Hal ini membuat perdagangan yang difasilitasi aplikasi perdagangan populer Robinhood harus membatasi sementara beberapa perdagangan untuk menghindari masalah keuangan karena sejumlah besar saham berpindah tangan.
Advertisement