Luckin Coffee, Pesaing Starbucks Asal China Ajukan Kebangkrutan

Luckin Coffee, pesaing Starbucks menjelaskan pengajuan bangkrut untuk membantunya merestrukturisasi keuangan dan memperkuat neraca.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 09 Agu 2021, 05:32 WIB
Ilustrasi Bangkrut. Unsplash/Melinda Gimpel

Liputan6.com, Jakarta - Luckin Coffee, yang disebut-sebut pesaing Starbucks asal China telah mengajukan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS). Langkah itu kurang dari setahun setelah perusahaan mengakui penjualan jutaan dolar AS telah dipalsukan.

Dalam sebuah pernyataan, perseroan menjelaskan pengajuan bangkrut untuk membantunya merestrukturisasi keuangan dan memperkuat neraca.

Pengajuan itu melindungi aset AS dari perusahaan asing yang menjalani proses restrukturisasi di negara asalnya. Kebangkrutan tidak akan “berdampak secara material” pada operasi sehari-hari Luckin. Sekitar 3.600 kafe akan tetap buka. Demikian dilansir dari CNN, Sabtu (6/2/2021).

Pada April 2020 terungkap mantan chief operating officer Luckin, Jian Liu dan beberapa bawahannya langsung telah terlibat dalam pelanggaran tertentu termasuk membuat transaksi tertentu yang dimulai 2019. Transaksi itu senilai USD 310 juta.

Lu dan CEO pesaing Starbucks asal China Jenny Zhiya Qian dipecat pada Mei 2020. Beberapa bulan kemudian, sahamnya dihapus dari daftar di bursa Nasdaq. Pada Desember, the Securities and Exchange Commission memberikan sanksi perseroan dengan denda USD 180 juta untuk menyelesaikan tuduhan penipuan.

 

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


IPO pada 2019

Luckin melepas saham ke publik pada 2019. Saham Luckin menguat seiring pertumbuhan penjualan yang tampaknya kuat. Investor bertaruh kalau perseroan akan menjadi saingan Starbuck yang menghasilkan sebagian besar pendapatan dari konsumen China.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya