Trik Investasi Saham bagi Investor Pemula

Mantan Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hamdi Hassyarbaini menuturkan, investasi saham perlu persiapan matang.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Feb 2021, 06:00 WIB
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham menjadi salah satu instrumen investasi yang diminati generasi muda saat ini. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan investor ritel terutama generasi muda saat pandemi COVID-19. Lalu ingin tahu investasi saham bagi Anda yang tertarik?

Mantan Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hamdi Hassyarbaini menuturkan, investasi saham perlu persiapan matang. Oleh karena itu, investasi saham juga perlu belajar.

"Investasi saham bukan main saham. Terminologi di pasar main saham. Kalau main-main tidak perlu persiapan matang, padahal kita investasi saham. Investasi saham perlu belajar dulu," ujar Hamdi seperti dikutip dari diskusi virtual yang ditulis Minggu, (7/2/2021).

Kemudian, jika ingin berinvestasi sebelumnya merencanakan keuangan. Dari penghasilan yang didapat sebaiknya dialokasikan terlebih dahulu untuk biaya hidup, kebutuhan lain dan dana darurat. Hamdi mengingatkan dana investasi seharusnya berasal dari dana menganggur atau dana dingin, bukan dari pinjaman.

"Kalau ada sisa baru diinvestasikan, bukan online dan dana pendidikan. Perencanaan keuangan harus dilakukan, investasi dari dana dingin atau idle," kata dia.

 

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Kenali Saham yang Dibeli

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selanjutnya, Hamdi mengingatkan untuk mengenali saham perusahaan yang dibeli. Hal itu mulai mengenali bisnis, produk, rekam jejak.

"Jangan beli karena kucing dalam karung, dan tak paham," tutur dia.

Hamdi menambahkan, lebih baik salah waktu dan harga ketimbang salah saham. "Tidak apa-apa punya saham sedikit lebih tinggi, tapi fundamental bagus. Prinsipnya harga naik sepanjang fundamental bagus," ujar dia.


Jangan Tampung Pisau Jatuh

Layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, Hamdi menegaskan jangan menampung pisau jatuh. Hal ini seiring harga saham di pasar dapat terus turun.

"Kalau nampung pisau jatuh menyakitkan. Saham tiap hari auto rejection bawah (ARB), harga sudah turun setiap hari, jangan dibeli dulu, menampung pisau jatuh. Tunggu dulu harga mantul," ujar dia.

Ia menambahkan, jangan mengejar layang-layang putus karena harga terus naik. "Jangan diburu, dicoba masuk perangkap bandar. Kalau Anda kejar layang-layang putus, dapat jatuh ke bawah," ujar dia.

Hamdi juga mengingatkan agar fokus kepada target dan meyakinkan diri sendiri. Ia menuturkan agar tidak mempedulikan pompom hingga influencer. "Yakinkan diri, sudah riset, dan pilih saham, yang lain hanya informasi tambahan," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya